KedaiPena.Com – Terkait banyaknya bangunan yang rusak akibat gempa 6,5 Skala Richter di Pidie Jaya, Aceh, yang terjadi Rabu (7/12) pekan lalu, kepala Balai Struktur dan Konstruksi Bangunan Kementrian PU Sutadji Yuwasdiki mengungkapkan kerusakan itu dikarenakan banyak faktor.
“Kontruksi bangunan masih banyak yang menggunakan baja yang tidak sesuai dengan speck standarisasi yang ada,†ujar Sutadji dalam konferensi pers di Meuredu, Kabupaten Pidie Jaya, Jumat (16/12).
Sutadji juga menyebutkan beberapa faktor lainnya. Diantaranya, segi Pilar bangunan rata-rata yang polos dan tak berserat. Akibatnya bangunan rapuh dan tak mampu menopang berat material bangunan lainya dan mudah terlepas.
Selanjutnya, kata Sutedji, dimana banyak bangunan Ruko yag menambah ketinggian jumlah lantai seperti sarang walet dengan sembarangan tanpa adanya perizinan. Hal ini kata dia, sangat berpengaruh dengan bangunan yang ada.
“Sebab rata-rata bangunan ruko di daerah ini yang seharusnya hanya menggunakan bahan yang relatif ringan sehingga tidak terlalu memberikan beban yang besar terhadap pilar. Saya harapkan kedepannya untuk memilih dan memilah bahan yang digunakan harus lebih baik dan sesuai standar, sehingga hasil bangunan nanti dapat lebih kokoh dan tahan terhadap Gempa,†pungkasnya.
Sementara itu, Deputi bidang pencegahan dan kesiap siagaan BNPB, B. Wisnu Wijaja mengungkapkan, gempa Pidie Jaya harus memberikan penyadaran bagi masyarakat dan seluruh pihak dalam konteks konstruksi bangunan.
Wisnu menambahkan, penggunaan material berkualitas SNI tentunya sangat direkomendasi. “Perlu adanya kesadaran bersama terutama kepada puhak-pihak yang melaksanakan pembangunan yang ada, untuk melaksanakan pembangunan kedepannya harus menggunakan bahan material yang telah memenuhi standarisasi dan berkualitas SNI,†kata Wisnu.
Laporan: Dom