KedaiPena.Com- Langkah Bank Indonesia (BI) untuk melakukan intervensi di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF)guna menahan laju perlemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diyakini tidak ada akan cukup kuat.
Hal tersebut disampaikan bankir Wibisana Bagus Santoso menanggapi masih melemahnya nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dollar AS yang terus melemah dan jatuh pada angka Rp 16.270.
“Bank Sentral Indonesia (BI) terus melakukan intervensi di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) berupa valuta asing dan obligasi, kemungkinan besar masih tidak akan cukup kuat untuk menahan laju perlemahan rupiah,” tegas dia, Kamis,(18/4/2024).
Dia meminta BI menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate. BI-Rate saat ini tertahan di level 6 persen menjadi 6.25 persen pada kuartal II 2024 dan menahan laju perlemahan mata uang rupiah.
“Dengan pertimbangan kenaikan BI-Rate, akan cukup untuk mempertahankan daya tarik asset rupiah dan menarik aliran modal,” jelas dia.
Dia mengaku yakin, BI pasti mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Ia memprediksi strategi tersebut akan tertuang di dalam agenda Rapat Dewan Gubernur BI yang akan dilaksanakan pada 23-24 April 2024.
“Rupiah berpotensiakan kembali bergerak melemah rentang Rp 16.150-16.250 per dolar AS dalam pekan ini (17/4-19/4),” tandasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena