KedaiPena.Com – Sejumlah bank di Inggris memutuskan berhenti menjual riyal Qatar (QAR), menyusul terjadinya krisis di negara Teluk.
Alasan bank-bank di Inggris menghentikan penjualan tersebut, dilansir Reuters, karena perdagangan luar negeri QAR kian tak stabil dan tidak likuid, sehingga meningkatkan risiko.
Juru bicara Lloyds Banking Group Inggris menyayakan, pemasok pihak ketiga yang menangani layanan devisa telah menghentikan perdagangan QAR sejak 21 Juni lalu.
“Mata uang ini tidak lagi tersedia untuk dijual atau dibeli kembali di bank-bank high street kami, termasuk Lloyds Bank, Bank of Scotland, dan Halifax,” ujarnya.
Tesco Bank pun demikian. Sedangkan Barclays, menyetop reksadana untuk pelanggan ritel, meski tetap melanjutkan layanan itu untuk pelanggan korporat.
Sementara, Royal Bank of Scotland telah menghentikan perdagangan QAR untuk pelanggan ritel.
Bank dari empat negara Arab yang sudah memutuskan hubungan dengan Qatar pun mengurangi hingga menghentikan transaksi QAR sejak awal Juni.
Namun demikian, beberapa bank internasional besar masih terus melanjutkan bisnis riyal. HSBC misalnya.
Di sisi lain, QAR diperdagangan rendah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), yaitu QAR3,81/USD. Ini merupakan level terendah dalam kurun satu dekade terakhir.
Sebelum krisis, QAR diperdagangkan QAR3,64/USD. Alhasil, riyal Qatar sudah jatuh empat persen sejak krisis terjadi.
Menghadapi potensi QAR yang terus merosot, bank sentral Qatar menyatakan, mereka akan menjamin semua transaksi untuk pelanggan di dalam dan di luar negeri guna mempertahankan nilai mata uangnya.
Tapi, bank sentral Qatar belum mengambil langkah, yang menurut para bankir, diperlukan untuk menstabilkan pasar valuta asing, yakni intervensi jual-beli dolar yang besar.
Belasan negara Arab di Teluk diketahui memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, menyusul kedekatannya dengan Iran.
Untuk menarik keputusan itu, Qatar diultimatum hingga esok (Senin, 3/7), untuk menuruti syarat-syarat yang diminta. Misalnya, menutup saluran TV Al Jazeera dan mengurangi hubungan dengan Iran.