KedaiPena.Com – Pj Bupati Tapteng, Bukit Tambunan menegaskan, dirinya akan melakukan pemanggilan kepada pihak PLTA Sipan Sihaporas terkait banjir sungai Sibuluan.
“Kita cek lah, kita panggil nanti (PLTA Sipan Sihaporas,†tegas Bukit saat ditemui wartawan di kantor Bupati Tapteng, jalan DR. FL Tobing, Pandan, Rabu (30/11).
Diberitakan sebelumnya, banjir yang disebabkan meluapnya sungai Sibuluan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Sabtu (26/11) malam kemarin, dikeluhkan warga bantaran sungai.
Menurut warga, banjir yang disebut-sebut sebagai banjir terbesar sepanjang sungai tersebut meluap, disebabkan kelalaian pihak PLTA Sipan Sihaporas.
“Ini kelalaian mungkin, sudah gitu penuh air baru dibukanya, coba awal-awal dibukanya, otomatis air mengalir apa adanya,†ungkap warga Kelurahan Sibuluan Nalambok, Irfan Papkahan kepada wartawan usai banjir melanda.
Menurut ia, banjir kali ini memang terparah dibandingkan banjir sebelumnya. “Inilah yang paling parah, padahal hujan gak begitu lebat, inilah jelas kelalaian petugas bedungan di atas,†ketusnya.
Keluhan yang sama diungkapkan warga lainnya, Benny Hutauruk (36), warga Kelurahan Sibuluan Nauli. Benny malah mengungkapkan, dirinya dan warga korban banjir lainnya berencana mendatangi pihak PLTU Sipan Sihaporas untuk mendengarkan penjelasan.
“Kita mau tanya dulu, itu unsur sengaja atau kelalaian? Lalu apa sikap mereka (Pihak PLTA Sipan Sihaporas,red), jangan begitu sajalah,” pungkas Benny kepada wartawan di Pandan, Rabu (30/11).
Ia menambahkan, rencana mendatangi kantor PLTA Sipan Sihaporas itu agaknya menjadi titik keresahan warga terkait banjir yang sudah kerap terjadi.
“Sudah berapa kali ini (banjir,red), tapi memang baru banjir kemarin yang luar biasa, kita sudah tidak mau diam lagi lah, dalam waktu dekat kita akan kesana (PLTA Sipan Sihaporas,red),”tegasnya.
Sebelumnya Beny menuturkan, sesaat sebelum banjir menggenang pihak PLTA Sipan Sihaporas agaknya lambat memberitahukan kepada warga akan rencana membuka bendungan.
Menurut ia keterlambatan itu adalah kelalaian, dimana pada hari biasa, 30 menit sebelum bendungan dibuka, pihak PLTA biasanya mengumumkannya kepada warga melalui pengeras suara di sejumlah tower yang sengaja terpasang di beberapa titik jalur sungai itu.
“Biasanya kalau mau buka bendungan, setelah mereka melakukan pemberitahuan, sekitar 30 sampai 1 jam baru debit air nampak bertambah di sungai, tapi Sabtu lalu, belum sampai 10 menit dari jangka waktu dilakukan pemberitahuan, air sudah deras kali datang, langsung banjir lah. Disini kita curiga pasti bendungan di buka tiba-tiba,” kata Benny.
Laporan: Dom