MENJAWAB tantangan di masa mendatang, dimana peperangan modern akan semakin kompleks, penggunaan teknologi militer yang semakin canggih, tingkat akurasi dan efisiensi yang luar biasa, lalu apakah kondisi ini akan merubah cara militer saat ini dalam menggunakan sumber daya manusia yang ada?
Salah satu kunci dalam menjawab tantangan diatas adalah melakukan modifikasi tes psikologi atau analisa kepribadian yang lebih canggih untuk dapat menemukan peran yang tepat dalam aktifitas rekrutmen sehingga akan membuat kekuatan personil militer menjadi lebih efektif.
Dengan memakai profil kepribadian yang berbeda akan dapat diputuskan apakah calon anggota militer yang baru akan cocok untuk peran dalam pertempuran yang bertugas di lapangan atau mungkin lebih fit berada di garis belakang.
Dalam rekrutmen anggota militer (khususnya kategori non-wajib militer), seorang calon potensial dapat memilih sendiri resimen dan peran yang menarik minat dan bakat mereka sendiri untuk diri mereka sendiri. Di Angkatan Darat Inggris, misalnya sudah membuat ‘peran-finder’ interaktif secara online yang sangat komprehensif yang memungkinkan seorang calon anggota militer potensial untuk mempersempit pilihan dari beragam kemungkinan yang tersedia bagi mereka.
Yang masih menjadi tantangan dalam proses rekrutmen militer saat ini adalah bagaimana mendapatkan potret profil atau kepribadian yang lebih akurat tentang seberapa besar kecocokan seorang calon anggota militer untuk mendapatkan peran tempur atau dia harus berada di garis belakang.
Kebutuhan Untuk Sensasi atau Mengikuti Struktur
Kejelasan definisi tentang mencari sensasi atau mengikuti struktur yang ada akan merubah paradigma klasik tentang arti sebuah keberanian dan pengecut. Seorang calon anggota dengan profil atau kepribadian pencari sensasi tinggi cenderung memiliki persepsi bahwa ancaman nyata dalam tugas relatif rendah, menikmati apa yang mereka lihat sebagai tantangan, dan begitu juga cenderung tidak merasa takut dalam situasi pertempuran, sementara di ujung lain dari spektrum tertentu ini, para pencari sensasi yang rendah akan jauh lebih sadar adanya potensi bahaya.
Sementara seorang calon anggota militer pencari struktur tinggi akan sangat nyaman berada di garis belakang, menjalani peran staf dan posisi lainnya yang memiliki kebutuhan rendah untuk sensasi. Harus tetap kita ingat bersama, bahwa di setiap pertempuran, membangun dan menyiapkan organisasi yang kuat dan baik itu sangat penting.
Beberapa tes canggih telah dikembangkan untuk menyelidiki sikap individu yang memiliki kebutuhan sensasi dan struktur, dan gagasan bahwa mereka harus diterapkan untuk menentukan peran terbaik untuk merekrut seorang calon anggota militer, untuk mengidentifikasi doktrin baru dan konsep yang dapat membantu meningkatkan efektivitas militer.
Tes baru ini mungkin akan berpengaruh juga pada cara kampanye perekrutan anggota militer di masa depan, dan bahkan jenis pelamar seperti apa yang akan merespon. Penekanan pada aspek bertualang dari kehidupan militer cenderung untuk membawa para pencari sensasi demikian juga sebaliknya.
Menjawab Tantangan Masa Depan
Beberapa kalangan berpendapat bahwa tes ini memiliki risiko akan mengurangi kemampuan pasukan tempur, namun hal tersebut dapat dijawab bahwa untuk sebuah peperangan tidak perlu seluruh profil anggotanya adalah para pencari sensasi. Singkatnya bagaimana manajemen atau mengalokasikan personil militer sesuai dengan kesesuaian psikologis mereka tidak akan mengurangi efektivitas tempur.
Dinamika angkatan bersenjata akan mengalami perubahan yang signifikan di masa mendatang, karena adanya perubahan demografi maka semua organisasi termasuk militer harus berinvestasi lebih banyak untuk berusaha menarik talenta yang terbaik yang tersedia. Setiap talenta yang bergabung harus memiliki motivasi tinggi dan berkualitas untuk dapat ditugaskan dalam peran yang tepat.
Di masa mendatang, tantangan dan harapan ideal dari setiap negara adalah bagaimana merekrut, mengembangkan dan menjaga setiap anggota militer mereka tidak lagi sebagai bagian dari sebuah birokrasi tapi mampu berperilaku sebagaimana para profesional yang handal.
Oleh Ivan Taufiza, ‎Pengamat dan Praktisi Sumber Daya Manusia
‎