KedaiPena.Com – Untuk membangkitkan minat baca masyarakat, Dinas Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Provinsi Sumatera Utara membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provsu, Ferlin Nainggolan saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (27/1).
“Saat ini yang saya lakukan, sama buka pintu untuk siapapun yang mau dan ingin menghidupkan minat baca di masyarakat,” kata Ferlin.
Dikatakan, saat ini minat baca masyarakat terhadap buku sudah semakin menurun. Padahal, buku merupakan sumber ilmu pengetahuan terbesar. Karena dengan membaca buku, akan mengetahui hal yang belum diketahui.
Selain sambung Ferlin, dengan membaca buku akan dapat menambah lebih banyak lagi wawasan, sebelum melakukan apa yang ingin dilakukan.
“Kita pada dasarnya, ubi kayu itu jika ingin kita makan biasanya kita goreng ataupun direbus saja. Tapi jika kita mau membaca, ubi ini tadi bukan hanya bisa digoreng dan direbus saja, bisa kita olah juga jadi makanan lainnya. Contoh, kita gak tau cara membuat tape yang enak bagaimana, kita baca buku, terus kita lebih banyak mengetahui ubi ino bisa kita olah menjadi apa saja untuk dinikmati selain menggoreng ataupun merebusnya,” urai Ferlin.
Ferlin menambahkan, pihaknya saat ini membutuhkan banyak ‘agent of chance’ yang dapat menyebarkan virus gemar membaca di tengah-tengah masyarakat. Baik itu dari instansi pendidikan, kepolisian, TNI, ataupun kelompok masyarakat dan komunitas-komunitas remaja yang gemar membaca.
“Yang kita butuhkan saat ini adalah ‘agent of change’. Artinya, siapapun yang ingin bekerjasama dengan kami (Dinas Perpustakaan dan Arsip Provsu-red) dalam rangka menggalakkan minat baca masyatakat, kami siap membantu untuk bekerjasama dan memfasilitasi buku-bukunya,” pungkasnya.
Ferlin mengaku menyayangkan sikap orang tua di kalangan masyarakat saat ini, yang karena keterbatasan ekonomi lebih dominan mendorong anaknya bekerja untuk mencari uang ketimbang memberi motivasi agar anaknya pintar.
“Dahulu meskipun orangtua kita miskin, tapi itu menjadi motivasi anaknya untuk menjadi pintar dan maju. Namun yang terjadi sekarang ini, justru sebaliknya. Para orangtua yang miskin atau golongan bawah, malah meminta si anak untuk mencari uang dan meninggalkan sekolahnya demi memenuhi kebutuhan hidup. Padahal itukan menjadi kewajiban orangtua terhadap anak, bukan malah menyalahkan anaknya,” kata Ferlin prihatin.
Laporan: Iam