Artikel ini ditulis oleh Tulus Sugiharto, Pemerhati Sosial Politik.
Mau gen apapun, in the weekends biasanya kumpul sama family, bestie, reuni kecil atau sama e’ e’-nya, sama siapa aja lah, biasa ngopi, ngobrol, dan yang lainnya.
Salah satu tema yang menarik (selain politik), adalah Coldplay yang kok bisa enam hari manggung di Singapura. Kata Sandi Uno, tidak apa-apa, konser di SG tapi bisa bikin Batam dan Bintan kecipratan. Really?
Kabarnya, war tiket Jakarta, ada 3,2 juta orang yang kabarnya ikut untuk bisa mengisi kira-kira 77 ribu tempat di GBK. Jadi untuk dapat tiket sulit banget, tidak sanpai 2,5 persen orang yang ikut war tiket berhasil masuk.
Temen ikut nonton Coldplay SG. Katanya, lebih gampang direct Jakarta – SG, lebih murah, lihat sekeliling bagus dan bersih, udara enak, plus jalan-jalan dan ngopi di kawasan di Orchard Road atau Clarke Quay atau mana mana lah. Get lost di SG tidak bakal nyasar. Hotel? Ya ada juga yang sesuai budget. Ke venue nonton juga tidak serepot kalau ke GBK. Jadi kepikiran lewat atau mampir di Batam atau Bintan?
Temen gue penggemar Coldplay? Tidak juga, cuma seneng satu lagu doang, Viva la Vida. Dia bilang, if si Chris Martin mulai teriak “OK let’s sing together“, barulah gue nyambut satu huruf doang, Oooo, Oooo, dan seterusnya, sebelum si Chris take vocal “I used to rule the world, Seas would rise when I gave the word dst.
Btw, waktu Blackpink manggung di Jakarta ada Ketum Partai ikut nonton dan tiba-tiba, jadi Blink. Warna partainya sih kuning, tapi pakai bajunya outfit all black mamba.
Ya itulah, mungkin, temen gue dan si Ketum bagian dari Fear of Missing Out or FoMO. Buat mereka, pokoknya akhir tahun foto di SG, latarnya konser Coldplay, upload di IG, seolah happy banget. Or, yang penting ikut nonton Blackpink dan foto pakai mamba black dengan banyak angle. Yang penting ikut trend.
Bang RR itu penggemar Coldplay? Dia FoMo juga? Paling tidak ada beberapa lagu Coldplay yang dia tahu selain Viva La Vida, juga seneng agak sweet, Fix You. Dia suka Katy Perry, Miley Cyrus, BCL, Mahalini dan itu tuh, Marion Jola. Tapi paling suka Tulus dengan lagu andalannya “Manusia Kuat”.
Tapi lirik lagu lebih penting buat dia. Maklum ya si abang waktu kuliah menyambung hidupnya, salah satunya dengan jadi translator bahasa Inggris. Satu kali abang WA ke gue, lagu Viva La Vida dengan pesannya, liriknya menggugah banget.
Seems bagian lirik ini yang dia suka “It was a wicked and wild wind Blew down the doors to let me in. Shattered windows and the sound of drums. People couldn’t believe what I’d become. Revolutionaries”. Biar ada angin jahat, angin menerpa dirinya, tidak disukai BuzzerRp, tidak masuk SurePay (Survey), tidak masuk pilihan parpol, tapi dirinya adalah seorang revolusioner yang selalu ingin ada perubahan besar untuk kepentingan rakyat.
Actually, dia banyak kok dilirik ormas se nusantara, famous di gerakan mahasiswa, bahkan disukai partai emak-emak.
Buat dia, jika banyak angin jahat menerpa, bang RR inget imagine-nya John Lennon “You may say, I’m a dreamer, but I am not the only one“. Really? Coba liat sebentar Ketua BEM UI bicara di Youtube Abraham Samad SPEAK UP, kata Melki Sedek Huang: “Presiden Jokowi ini kan sudah akan memasuki tahun ke-9. Tahun depan ini ada tahun ke-10 dan tahun terakhir. Mari kita lihat apakah Presiden Jokowi ini mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik atau dengan berdarah-darah”.
Btw, Bang RR itu trendsetter, bukan FoMO politik, nyanyi dia soal beginian sudah beberapa bulan belakangan dan (bahkan) lebih galak. Now mulai Hit’s bang? Let’s sing together, Oooooooo!
[***]
Keterangan:
-Blink – singkatan dari BlackPink – fans Blackpink
-Warna Mamba : Black Mamba, warna hitam yang disukai gen Z