KedaiPena.Com – Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Bidang Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan optimalisasi pengembangan EBT di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dalam PFestWebinar 2020 masih berlangsung hingga hari ini. Tema webinar kedua yang dihadirkan setelah PFPrestasi adalah tema program PFsains.
Program PFsains atau yang biasa dikenal sebagai Kompetisi Sobat Bumi 2020 Proyek Inovasi EBT merupakan wujud komitmen PT Pertamina (Persero) dan Pertamina Foundation dalam mendukung penelitian kreatif untuk inovasi pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
“Kita tahu bahwa selama ini, produksi fossil fuel kita menurun sedangkan konsumsi kita terus meningkat, maka Indonesia berubah menjadi nett fuel importir, artinya kita lebih banyak mengimpor dibandingkan mengeskpor. Ketergantungan kita akan bahan bakar fossil ini akan memperberat neraca pembayaran kita, terutama di bagian impor bahan bakar minyak,” kata dia dalam keterangan, Jumat, (20/11/2020).
Dengan demikian, Bambang Brodjonegero mengatakan, energi baru terbarukan adalah solusi agar ekonomi kita tidak selalu tertekan.
“Salah satu EBT yang paling potensial adalah bio-energy dengan prinsip circulaer economy. Saya yakin bio-energy dapat menjadi kunci pengembangan energi kita kedepan. Saya ingin sekali generasi muda mampu melakukan research lebih dalam terkait bio-energy seperti biofuel dan biomass yang bersumber dari limbah dan tanaman,” papar dia.
“Selain itu, kendaraan listrik juga perlu dikembangkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fossil,” tambah Bambang.
Sementara itu, Presiden Direktur Pertamina Foundation juga menyampaikan rasa bangga kepada para peserta PFsains yang sudah berjuang mengembangkan proyek EBT mereka dan telah mampu melalui banyak tahapan seleksi yang kompetitif.
“Awal mula diluncurkannya PFsains, kami melihat pentingnya men-challenge generasi muda, researcher, akademisi, masyarakat umum untuk juga berpartisipasi dan peduli atas pengembangan new and renewable project khususnya terkait dengan community based research, agar hasil proyek sosial ini akan memberikan kemanfaatan yang luar biasa, terutama kepada saudara-saudara kita di Indonesia Timur dan daerah perbatasan dalam konteks untuk clean and affordable energy,” tutur dia.
Ia berharap, agar para milenial semakin merasa ter-challenge untuk menciptakan ide-ide baru terkait pengembangan EBT.
Tiga tim terbaik yang berhasil menyampaikan ide dan prototype mereka dengan sangat baik adalah Tim 188 yang diketuai oleh Yusiran dengan judul proposal Smartfocs Power (Smart Floating Ocean Current and Solar Hybrid Power Generation System) sebagai Teknologi Pembangkit Listrik Masyarakat Pesisir.
Tim 196 yang dipimpin oleh Reza Yustika Bayuardi dengan ide penelitian berjudul Emdisi Project: Aplikasi Teknologi Microbial Desalination Cell (MDC) Sebagai Penghasil Air Bersih Berbasis Energi Baru dan Terbarukan di Desa Ponu – Nusa Tenggara Timur, dan Tim 156 yang diketuai oleh Sovia Rahmania Warda dengan judul proposal Rancang Bangun Smart Generator Menggunakan Sistem Hybrid Energi Sebagai Solusi Energi Terbarukan Untuk Daerah 3T.
Narasumber spesial lainnya yang turut hadir ialah Staf Ahli KSP bidang EBT Ahmad Agus Setyawan. Ia menyampaikan dan memotivasi para peserta PFsains untuk memahami kebutuhan energi di daerah 3T dalam tema materi Pengembangan EBT (di daerah 3T) sebagai Penunjang Ketahanan Energi Nasional”
Narasumber lainnya yang telah lama bergelut dalam bidang Energi Surya juga akan hadir dalam webinar ini founder Yo-Berbagi Muhammad Reza, Senior Expert di GIZ Atiek Puspa Fadhilah.
Laporan: Muhammad Hafidh