Artikel ini ditulis oleh Emrus Sihombing, Founder Gogo Bangun Negeri, Lembaga Survey & Konsultan Komunikasi Politik.
Pilkada 2024 Jakarta lebih berpeluang dimenangkan calon dari PDIP dibanding calon usungan dan dukukungan partai lain, karena masyarakat Indonesia umumnya dan Jakarta khusunya tampalnya sudah sempat kecewa dengan munculnya upaya politik yang patut diduga dilakukan sejumlah elit politik yang berusaha membuat calon tunggal atau boneka sebagai pembangkangan terhadap keputusan MK nomor 60 dan 70 yang berpijak pada kedaulatan di tangan rakyat.
Kecuali kelompok elit ini punya kesadaran baru kembali di pihak rakyat melalui tindakan komunikasi politik yang mereka lakukan ke depan.
Lalu, pertanyaan menarik siapa saja bakal calon (balon) dari PDIP? Setidaknya, menurut kajian yang dilakukan oleh tim pakar Gogo Bangun Negeri (Gobari), lembaga survey & konsultan komunikasi politik, ada empat kandidat balon Pilkada 2024 dari PDIP yang berpeluang menang di Jakarta. Tiga dari kader PDIP yaitu Masinton Pasaribu (Masinton), Rano Karno (Rano) dan Basuki Tjaja Purnama (Ahok). Satu dari luar kader, yang boleh jadi dalam waktu dekat ini menjadi kader dan punya Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP, yaitu Anies Baswedan (Anies).
Empat kandidat ini pada Pilgub 2024 Jakarta ini sangat mumpuni dari berbagai aspek, antara lain memiliki kapabilitas, profesionalitas, leadership yang bagus disertai dengan manajerial yang sudah teruji dan tak kalah pentingnya mereka berempat memahami betul sosial budaya Jakarta.
Selain itu, empat sosok tersebut punya popularitas, akseptabilitas yang sangat bagus di tengah masyarakat Jakarta yang heterogen. Lagi pula, keempat tokoh ini tidak asing lagi di ruang publik nasional maupun bagi rakyat Jakarta.
Masinton, anggota DPR-RI dua periode dari Dapil Jakarta. Ia sangat dekat dengan warga Jakarta karena gaya komunikasinya sangat partisipatif, merakyat atau tidak elitis seperti anggota DPR-RI lainnya yang dari dapil Jakarta. Pesan komunikasi yang disampaikan sangat mudah dipahami dan diterima semua kalangan sehingga aseptabilitasnya tetap terjaga dengan baik.
Selain itu, dua periode menang berturut-turut jadi DPR-RI dari dapil Jakarta sebagai bukti bahwa Masinton dapat menangkap dan mewujudkan, keinginan dan kebutuhan masyarakat Jakarta. Ia selalu memperjuangkan aspirasi masyarakat Jakarta di Senayan.
Bagaimana dengan Rano. Sosok si tukang insinyur ini dikenal sebagai putra Betawi yang sukses dalam karir aktor film nasional dengan tema-tema antara lain budaya Betawi.
Selain itu, di pemerintahan daerah, Rano putra Betawi yang sudah berpengalaman di Banten sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur menyelesaikan tanggungjawabnya dengan baik (finishingwell), tanpa cacat sosial dan politik.
Dengan memiliki modal politik yaitu popularitas, aseptabilitas, dan pengalaman memimpin propinsi Banten sebagai nomor dua, bahkan pernah menjadi Gubernur sebagai bukti tak terbantahkan bahwa Rano menguasai pengelolaan pemerintahan daerah tingkat satu.
Ahok yang dikenal sebagai pemimpin yang berintegritas kukuh, tidak bisa diombang-ambing oleh politik prakmatis ketika memimpin Jakarta. Ia terus bekerja untuk kesejahteraan rakyat Jakarta di semua bidang kehidupan sosial, termasuk bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, religius, dan sebagainya.
Ketika Ahok menjabat Jakarta dua, sebagai Wakil Gubernur dari Joko Widodo, Ahok sudah menunjukkan keberpihakannya kepada masyarakat Jakarta, tentu di bawah koordinasi, sepengetahuan dan pengawasan dari Joko Widodo. Sebab, Ahok sosok yang menghargai pimpinan sembari tetap mengedepankan pemenuhan kebutuhan dan kepentingan seluruh rakyat Jakarta.
Masa Ahok menggantikan Joko Widodo sebagai Gubernur, pembangunan fisik dan pelayanan yang dilakukan oleh para PNS kepada masyarakat semakin baik dari waktu ke waktu.
Publik merasakan bahwa Jakarta semakin bagus dari hari ke hari. Karena itu, sosok Ahok sangat dirindukan oleh rakyat Jakarta. Mereka masih tetap menunggu Ahok memimpin Jakarta kembali.
Anies, Gubernur DKI Jakarta satu periode. Banyak karya-karya pembangunan yang ditorehkan di Jakarta. Mulai dari penataan jalur kenderaan publik dan privat yang memudahkan masyarakat Jakarta bertransportasi dari suatu tempat ke tempat lain di sekitar Jabodetabek hingga memberi rasa nyaman bagi siapapun yang tinggal dan berada di kota Jakarta.
Di samping sejumlah keberhasilan memimpin Jakarta sebagaimana uraian di atas, salah satu kelebihan Anies dari perspektif komunikasi politik, ternyata menjelang Pilkada 2024 Jakarta, hasil survei menunjukkan, ia bertengger pada posisi elektabilitas tertinggi. Ini tentu modal elektoral memenangkan Pilkada 2024 Jakarta.
Dari empat kandidat di atas, menurut hemat saya, Anies dan pasangannya sangat joss untuk dimajukan dan berpotensi menang melawan Ridwan Kamil dengan pasanganya.
Alasanya, Anies masih merajai hasil survey elektabilitas teratas di Jakarta. Sementara Ridwan Kamil (Ridwan) unggul elektabilitas di Jawa Barat. Karena itu, saya menyarankan kepada Golkar agar segera mereposisi sehingga mengusung Ridwan Kamil di Pilkada 2024 Jawa Barat, bukan di Jakarta.
Bila Ridwan maju di Jawa Barat dan sangat berpeluang menang, maka ini menjadi insentif elektoral politik bagi Golkar dan Ridwan maju menjadi calon Presiden pada Pilpres 2029, lima tahun ke depan. Sebab, Jawa Barat lumbung suara terbanyak dari seluruh propinsi di Indonesia.
[***]