KedaiPena.Com – Hujan deras dan tingginya kerentanan menyebabkan bencana banjir dan longsor menimpa di Kampung Bahoi, Desa Bahoi, Kecamatan Manganitu, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada Sabtu (24/9) pada pukul 16.00 waktu setempat.
Banjir berdampak seorang balita berusia 2 bulan meninggal dunia terseret arus banjir. Korban meninggal akibat kepanikan orang tua korban yang tidak sempat menyelamatkan bayi mereka.
Demikian disampaikan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Infomasi dan Humas BNPB dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Senin (26/9).
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Sangihe telah mengevakuasi 15 KK (54 jiwa) ke tempat yang aman. BPBD Kepulauan Sangihe telah melaporkan kejadian bencana kepada Posko BNPB pada Senin (26/9) pagi.
“Di samping korban jiwa, banjir menyebabkan kerugian material mencakup 5 rumah rusak berat dan 1 rusak ringan. BPBD setempat masih melakukan pendataan di lapangan,” kata dia.
Sutopo menambahkan, BPBD Kepulauan Sangihe terus melakukan koordinasi dengan TNI, Polri dan Tim SAR untuk upaya tanggap darurat. Pos lapangan telah dibentuk untuk penanganan tanggap darurat.
Selain itu, BPBD setempat bersama masyarakat dan Dinas Pekerjaan Umum melakukan kerja bakti untuk membersihkan puing-puing material longsor dan lumpur akibat pascabanjir.
BPBD setempat menghadapi tantangan dalam pendistribusian bantuan logistik karena akses jalan yang tertutup material longsor.
Banjir dan longsor ini dipicu oleh hujan dengan intesitas yang tinggi dan kondisi desa yang berada di kawasan perbukitan.
“BNPB terus menghimbau masyarakat untuk siaga dan waspada terhadap potensi banjir dan longsor bagi mereka yang berada di kawasan perbukitan maupun yang berada di sekitar bantaran sungai,” lanjut Sutopo.
Banjir dan longsor biasanya dipicu oleh curah hujan tinggi dan durasi lama. Apalagi curah hujan periode saat ini lebih tinggi intensitasnya akibat pengaruh La Nina dan anomali cuaca. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor dihimbau waspada.
“Cermati dan periksa kondisi lingkungan sekitarnya. Jika ada tanda-tanda bahaya, atau hujan lebat agar mengungsi ke tempat aman untuk sementara,” pungkas dia.
(Prw)