KedaiPena.Com – Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY geram dengan pernyataan politikus PDI Perjuangan (PDI) Aria Bima yang menyebut Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kerap menggunakan strategi playing victim menjelang Pemilu.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai yang kerap melalukan playing victim adalah kader-kader PDIP. Ia mengungkit aksi menangis kader PDIP kala memprotes kenaikan harga BBM era SBY.
“Yang suka playing victim itu mungkin teman-teman Aria Bima yang pakai adegan menangis seakan-akan korban dan dizalimi ketika BBM dinaikkan di era Pemerintahan Bapak SBY. Padahal harga minyak dunia tinggi sekali, mencapai 120 bahkan 150 USD per barel,” kata Herzaky, Rabu,(21/9/2022).
Herzaky lantas menyindir ketika PDIP berkuasa malah menaikkan harga BBM. Padahal situasi perekonomian masih dalam masa pemulihan setelah dilanda krisis akibat pandemi COVID-19.
“Ketika teman-teman Aria Bima berkuasa, dan kader PDIP jadi Presiden, BBM malah terus dinaikkan, padahal harga minyak dunia sedang turun, bahkan pernah di angka 32-35 USD per barrel,” ujarnya.
“Dulu ternyata teman-teman Aria Bima itu pura-pura peduli, pura-pura jadi korban alias playing victim saat BBM dinaikkan di era SBY,” sambung dia.
Sebelumnya, Aria Bima menyebut SBY dan Partai Demokrat masih menerapkan strategi playing victim dalam Pemilu 2024. Hal itu disampaikan Aria Bima merespons pernyataan SBY tentang Pemilu 2024 yang diduga telah diatur hanya untuk dua pasangan kandidat capres.
“Karena biasa menggunakan strategi playing victim itu, Pak SBY,” kata Aria Bima dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Senin (19/9/2022).
Menurur Aria Bima, pernyataan SBY soal dugaan adanya ‘settingan’ pada Pemilu 2024 lebih karena bentuk refleksi diri. Sebab, kata Aria Bima, SBY pada Pemilu 2004-2009 pernah mengatur agar hanya ada dua pasangan kandidat saja.
Laporan: Tim Kedai Pena