KedaiPena.Com – Kebijakan yang dikeluarkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengenai gas elpiji 3 kilogram patut dicurigai. Sebab, Menteri Bahlil tidak berkoordinasi dengan Presiden Prabowo Subianto.
Pengamat ekonomi dan politik, Anthony Budiawan mengendus, bisa jadi ini merupakan insubordinasi dari anak buah ke atasan.
Sebagaimana diketahui, Bahlil yang merupakan Ketua Umum (Ketum) Golkar adalah loyalis bekas Presiden Jokowi.
Bahkan, Bahlil diduga diam-diam pasang badan untuk melindungi Jokowi dari sorotan negatif publik.
“Saya ditanya kawan, kenapa saya menduga Jokowi di belakang kebijakan gas elpiji 3 kg yang mengebohkan ini,” ujar Anthony kepada Kedai Pena, di Jakarta, Selasa (4/2/2024).
Bahlil, lanjut dia, membuat kebijakan blunder yang membuat heboh di seluruh negeri.
“Apa Prabowo yang memberi instruksi? Ternyata bukan. Apa inisiatif Bahlil sendiri? Pasti tidak mungkin,” lanjut Anthony.
Dia melanjutkan, jadi siapa mastermind yang mengatur kebijakan yang hanya berumur satu hari, yang kemudian dibatalkan Prabowo? Patut diduga keras Jokowi.
Karena, Bahlil adalah loyalis Jokowi. Bahlil menjadi menteri di era Jokowi maupun di era Prabowo karena Jokowi.
“Kemudian, siapa yang diuntungkan kalau Prabowo berhadapan dengan rakyat akibat kebijakan yang membuat rakyat marah besar? Gibran!,” seru Anthony.
Kalau Prabowo bermasalah dengan rakyat maka posisi Gibran sebagai wakil presiden sangat diuntungkan.
“Inilah motif Jokowi untuk diskreditkan Prabowo, untuk promosikan Gibran,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa