KedaiPena.Com-Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin berharap Ketua Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia dapat fokus prioritas kebijakan Hilirisasi dalam negeri.
Mukhtarudin mengungkapkan, fokus prioritas menjaga hilirisasi dalam negeri saat ini bertujuan untuk menghindari deindustrialisasi dan memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global.
Anggota Komisi Bidang Energi DPR RI ini menegaskan apabila kebijakan hilirisasi sukses dilakukan, maka dinamika geopolitik dunia tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kondisi ketahanan energi di Indonesia.
Fraksi Golkar DPR RI pun berharap pemerintahan Prabowo- Gibran terus memperkuat dukungan terhadap hilirisasi sumber daya alam lainnya dengan kebijakan yang progresif.
“Dengan begitu kita semua turut mewujudkan keinginan swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo dalam Astacita,” imbuh Mukhtarudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu,(11/1/2025).
Mukhtarudin menilai, Menteri Bahlil dinilai akan fokus dalam kebijakan hilirisasi guna memperkuat kemajuan bangsa Indonesia mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Artinya, hilirisasi ini menjadi salah satu fokus utama Kabinet Merah-Putih dalam pengembangan ekonomi Indonesia lima tahun ke depannya khususnya di sektor pertambangan,” tutur Muktarudin.
Politisi Dapil Kalimantan Tengah ini bilang pentingnya mendorong hilirisasi sebagai penggerak utama perekonomian memang telah dilakukan oleh pemerintahan Indonesia.
Diketahui, penunjukan Menteri ESDM Bahlil sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional itu dituangkan ke dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 2025, yang diteken Prabowo pada 3 Januari.
Prabowo punya dua misi dalam pembentukan Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Pertama, percepatan hilirisasi di bidang mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, pertanian, kehutanan, serta kelautan dan perikanan untuk peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Misi kedua percepatan ketahanan energi nasional melalui ketersediaan dan kebutuhan energi dalam negeri baik yang berasal dari minyak dan gas bumi, batubara, serta energi baru dan terbarukan.
Laporan: Muhamad Rafik