“Kita akan pilih Paket A, kemarin sudah rapat dengan fraksi sebenarnya kita inginnya musyawarah mufakat kalau akhirnya enggak bisa, pasti kita voting,” kata Robert di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/7).
Ia menegaskan, pilihan fraksinya tegas dan tidak terpengaruh kasus yang menjerat Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto atas kasus dugaan korupsi megaproyek e-KTP.
Adapun lima paket terkait isu krusial yang akan diputuskan di sidang paripurna, adalah:
1. Paket A
– Ambang batas presiden: 20/25 persen
– Ambang batas parlemen: 4 persen
– Sistem pemilu: terbuka
– Besaran kursi: 3-10
– Konversi suara: saint lague murni
2. Paket B
– Ambang batas presiden: 0 persen
– Ambang batas parlemen: 4 persen
– Sistem pemilu: terbuka
– Besaran kursi: 3-10
– Konversi suara: kuota hare
3. Paket C
– Ambang batas presiden: 10/15 persen
– Ambang batas parlemen: 4 persen
– Sistem pemilu: terbuka
– Besaran kursi: 3-10
– Konversi suara: kuota hare
4. Paket D
– Ambang batas presiden: 10/15 persen
– Ambang batas parlemen: 5 persen
– Sistem pemilu: terbuka
– Besaran kursi: 3-8
– Konversi suara: saint lague murni
5. Paket E
– Ambang batas presiden: 20/25 persen
– Ambang batas parlemen: 3,5 persen
– Sistem pemilu: terbuka
– Besaran kursi: 3-10
– Konversi suara: kuota hare‎