KedaiPena.Com – Pengamat Politik Nasional, Tamil Selvan menilai, pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Tangsel nomor urut dua, Siti Nur Azizah-Ruhamaben cenderung membawa simbol agama untuk meyakinkan para pemilihnya.
Tamil mengatakan, hal itu terbukti berdasarkan hasil survei partisipasi pemilih dan simulasi pemilihan pada Pilkada Kota Tangsel yang dilakukan oleh Kajian Politik Nasional (KPN).
“Kembali lagi berkaca pada hasil survei, paslon nomor satu dan paslon nomor tiga, para pemilih mereka itu cenderung tidak mau memilih pasangan calon nomor urut dua, salah satunya karena alasan paslon nomor dua terlalu membawa simbol agama,” terang dia, kepada KedaiPena.Com, (5/12/2020).
“Sementara berbanding terbalik, pemilih paslon nomor dua, itu justru kita katakan sebagai pemilih fanatik, memilih paslon nomor dua karena paslon nomor dua cenderung membawa simbol agama tertentu,” tambah dia.
Tamil menerangkan, masyarakat Kota Tangsel sangat homogen, dengan demikian, strategi tersebut justru tambah meningkatkan jumlah antipati yang akan memperburuk elektoral paslon.
“Dalam politik memang kita tidak bisa menampikkan bahwa isu sara itu strategi politik, namun kita bicara dari sisi faedah, apakah faedahnya itu kemudian etis atau tidak etis,” imbuh dia.
Kendati ia menyebut tidak ada yang menggunakan politik agama tertentu untuk mengimpict agama lain.
“Adapun kemudian salah satu paslon yang kemudian itu mencondongkan simbol-simbol agama tertentu, tapi saya tidak melihat ada sisi-sisi yang kemudian yang mendiskriminasi agama lain,” tandasnya.
Seperti diketahui, dalam pendalaman hasil survei KPN, perilaku pemilih Muhamad-Saraswati, menyebut bahwa alasan tidak mau memilih Azizah-Ruhamaben karena terlalu membawa simbol agama tertentu dengan persentasi angka mencapai 9,7.
Sementara pendalaman, perilaku pemilih Benyamin-Pilar, mereka menyebut bahwa alasan tidak mau memilih paslon Azizah-Ruhamaben karena terlalu menonjolkan simbol agama tertentu dengan persentasi angka mencapai 9,8.
Untuk pendalaman perilaku pemilih Azizah-Ruhamaben, alasan tidak memilih pasangan Muhamad-Saraswati karena faktor agama dengan persentasi 7,3. Sementara alasan tidak memilih pasangan Benyamin-Pilar karena alasan menolak bagian dari rezim sebelumnya, dengan persentasi mencapi 9,1.
Laporan: Sulistyawan