KedaiPena.Com – Untuk memperkuat sistem presidential, maka yang harus dilakukan adalah mengubah sistem pemilu. Jika sebelumnya pemilu dilakukan serantak, maka harus diubah dengan mendahulukan pemilihan presiden, dan kemudian dilanjutkan dengan pemilihan anggota DPR-RI.
Demikian disampaikan tokoh nasional Rizal Ramli (RR) dalam dalam diskusi publik memperingati 22 Tahun Indonesian Democracy Monitor (Indemo) dan 48 tahun Peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) 1974.
Rizal lalu menceritakan pertemuan dan diskusinya dengan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew. Ketika Lee datang untuk kali terakhir ke Indonesia dan mengundang Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu makan malam. Perdebatan dimulai saat Lee bertanya mengenai sistem politik di Indonesia.
“Saya dengan gagah jawab presidensial,” kata RR.
Lee seketika menyalahkan jawaban RR. Dia menyebut bahwa Indonesia menganut sistem parlementer.
“Alasannya karena memilih DPR dulu baru presiden,” tutur Rizal.
Menurut Lee, masih kata RR, jika presidensial yang dianut oleh Indonesia, maka sistem pemilu akan seperti yang terjadi di Perancis, yakni pemilihan presiden terlebih dahulu, baru kemudian pemilu bagi calon anggota parlemen
Karena itu, kata RR, harus kita ubah pemilu kita dengan memilih presiden (Pilpres) dulu, kemudian memilih anggota DPR (parlemen), bukan memilih anggota parlemen lebih dulu, kemudian baru memilih presiden.
Rizal menyebut para calon, baik presiden maupun kepala daerah yang tak memiliki cukup dana untuk membayar upeti kepada parpol yang akan mengusung pun melakukan berbagai cara, salah satunya memanfaatkan cukong dalam memenuhi kebutuhan selama Pemilu.
Laporan: Muhammad Lutfi