KedaiPena.Com – Anggota Komisi IX DPR RI, Adang Sudrajat bersyukur atas tingginya minat masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi makanan berlabel halal.‎
Meskipun demikian, Adang menilai mengonsumsi makanan halal tidak cukup tanpa disertai pengetahuan untuk memilih makanan yang bermutu tinggi (thoyyib), demi menjaga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara jangka panjang.‎
“Kita akan mendapatkan generasi yang tidak produktif karena mudah sakit pada usia produktif bila kualitas makanan yang konsumsi rendah,†ujar Adang saat penyampaian Sosialisasi MPR di Bandung, Sabtu (19/11).‎
Adang menambahkan, ketika masyarakat mengalami kondisi sakit di usia produktifnya, maka beban negara akan semakin besar. Hal ini dikarenakan biaya pengobatan penyakit degeneratif akan meningkat, sedangkan usia SDM produktif rentan terkena sakit.‎
Oleh karena itu, Adang menilai sosialisasi kepada masyarakat terhadap makanan berkualitas tersebut tidak kalah pentingnya dengan sosialisasi makanan halal. Karena SDM Indonesia ditentukan oleh apa yang telah dimakannya selama ini.‎
“Saya menyarankan, pada pengawasan pemerintah atas makanan yang beredar maupun kesadaran masyarakat atas makanan berkualitas perlu tetus ditingkatkan. Pemerintah melalui badan pom harus diperkuat otoritas dan jangkauan pengawasannya dengan undang undang tersendiri,†jelas Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat ini‎
Selain itu, Adang juga mengajak kepada pihak terkait (stake holders) yang berkaitan dengan masalah kesehatan, agar terus melakukan proses edukasi dan sosialisasi pada masyarakat secara intensif agar muncul kemandirian masyarakat dalam menyeleksi makanan yang berkualitas dan aman bagi kesehatan.‎
“Saya akan mendorong agar DPR RI mengambil inisiatif untuk penguatan badan pom agar otoritas dan daya jangkau nya meningkat. Hal ini perlu dilakukan agar mampu menjamin beredar nya makanan yang halal dan berkualitas dan aman di masyarakat. Sehingga. kita akan menyaksikan manusia Indonesia yang berkualitas di masa yang akan datang,†pungkas dokter lulusan Universitas Padjadjaran Bandung ini.
Laporan: Reddy Tendean‎
 ‎