KedaiPena.Com – Indonesia menjadi negara kedua terbesar di dunia dalam mengimpor tepung terigu atau ‘gluten’.
Padahal, masih banyak kekayaan alam lain yang bisa dibuat menjadi tepung pengganti terigu yang bahan dasarnya gandum. Di antara yang bisa dijadikan pengganti adalah singkong yang kemudian bisa diolah menjadi tepung Mocaf alias ‘Modified Casava Flour’.
“Mocaf adalah tepung yang tidak mengandung gluten. Cara pembuatannya dengan mengupas singkong lalu dicuci bersih. Selanjutnya dirajang seperti keripik, direndam dalam larutan mikroba selama minimum 12 jam. Dikeringkan terus ditepung. Maka, jadilah tepung mocaf,” ungkap pemerhati lingkungan, Bambang Ryadi Sutrisno, saat menemani KedaiKreatif menjelajahi Way Kambas, Lampung, akhir pekan lalu, Jumat-Sabtu (23-24/12).
Bambang sapaannya mengakui bahwa saat ini belum banyak masyarakat yang mengenal olahan tepung dari singkong tersebut. Hal itu dapat dilihat dengan masih jarangnya barang tersebut di pasaran.
“Tepung Mocaf merupakan hasil penelitian akademis dan belum dikenal, karena belum ada pabriknya,” jelas dia.
Padahal, lanjut pendamping desa wisata yang berada di sekitar Taman Nasional Way Kambas tersebut, hampir semua kampus tahu dan banyak melakukan penelitian soal Mocaf.
“Pemerintah pun juga sudah tahu, pebisnis pun juga. Hanya kebiasaan masyarakat yang susah diubah,” sesal Bambang.
Bambang pun menambahkan, dengan kelebihan harga yang murah. Masyarakat Indonesia masih gengsi menggunakan olah singkong tersebut dan menganggap terigu, tepung paling hebat.
“Saya sedang mengusahakan tapi susah banget agar Mocaf dikenal di Indonesia. Sekarang paling dikonsumsi sendiri, dibuat aneka makanan termasuk mie, tepung ayam goreng, bakwan dan lain-lain,” aku Bambang.
“Mudah-mudahan nanti berdampak baik dan semua ikut. Walaupun produksi harus tetap jalan dan perlu biaya banyak,” aku dia yang juga memproduksi tepung Mocaf.
“Dengan mengunakan Mocaf, juga akan menghemat devisa, karena tidak impor terigu. Lagi pula bahan bakunya mudah didapat dan berlimpah,” tambah dia
Laporan: Muhammad Hafidh
Foto: Tepung Mocaf/Rara Arrayan