KedaiPena.Com – DKI Jakarta kemungkinan akan mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Juni 2020 ini. Dengan berakhirnya PSBB maka kehidupan warga secara bertahap akan kembali seperti semula.
Di tengah masih mewabahnya Covid-19, dengan berakhirnya PSBB di DKI, maka warga akan dapat mulai berkegiatan di luar, meskipun masih terbatas.
Bukan tidak mungkin, masih ada resiko terjadinya penularan Covid-19. Sebab interaksi langsung antar orang merupakan salah satu penyebab penyebaran virus Covid-19.
Demikian disampaikan oleh Barudin, Ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) Jakarta Timur, dalam siaran persnya, Minggu (31/5/2020).
“Memang masih beresiko, namun mengakhiri PSBB adalah pilihan pahit di tengah masih mewabahnya Covid-19,” ujar Barudin.
“Merosotnya ekonomi selama masa PSBB menjadi sebuah pilihan pemerintah untuk juga menyelamatkan ekonomi bangsa. Apalagi kemandekan ekonomi juga berlangsung di daerah-daerah,” tambah Barudin.
Untuk mengantisipasi terjadinya penularan ketika aktivitas masyarakat perlahan mulai kembali beroperasi, termasuk interaksi langsung antar orang, Barudin mengingatkan agar pemerintah baik pusat maupun daerah untuk benar-benar menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai. Sehingga ketika terjadi angka penularan yang tinggi, maka pemerintah sudah siap.
DKI melalui Gubernur tengah bersiap dalam menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai itu hingga tingkat puskesmas.
“Apa yang dilakukan oleh Gubernur DKI sudah tepat. Di mana puskesmas adalah ujung tombak dan pertahanan terdepan dalam kesehatan,” jelas Barudin.
Namun selain memastikan fasilitas kesehatan yang memadai di puskesmas, Barudin juga mengimbau supaya pengawasan juga ditingkatkan. Agar puskesmas benar-benar berfungsi dalam kesiapan mengantisipasi lonjakan kasus penularan ketika PSBB benar-benar diakhiri.
“Jangan sampai ketika terjadi lonjakan kasus penularan justru puskesmasnya tidak serius menangani warga yang tertular Covid-19,” jelas Barudin.
Barudin menambahkan, berdasarkan pengamatan Rekan Indonesia, masih ada puskesmas yang dalam melakukan pelayanannya belum maksimal. Masih ada puskesmas kecamatan yang ketika mendapat laporan ada warga yang diduga positif malah mengarahkan warga untuk lapor ke Ambulan Gawat Darurat (AGD).
Padahal seharusnya petugas puskesmas yang datang dan mengecek kebenaran laporan tersebut. Jika benar, baru petugas menghubungi AGD untuk mengevakuasi warga positif Covid-19 ke RS rujukan.
Selain itu, masih ada puskesmas kecamatan, jika malam hari dokter jaga UGD yang harusnya jaga malah pulang ke rumah. Para dokter menitip pesan ke penjaga puskesmas, kalau ada warga yang datang untuk menghubunginya dan baru bergegas datang ke puskesmas.
“Jelas pengawasan harus lebih ditingkatkan agar kita dapat maksimal mengantisipasi kenaikan angka penularan Covid-19 ketika PSBB jadi berakhir. Dan Rekan Indonesia akan ikut memantau dan mengawasi ini,” tandas Barudin.
Laporan: Muhammad Lutfi