KedaiPena.Com – Keterpopuleran Jejak Backpacker sebagai sebuah gerakan yang bergiat dalam kegiatan sosial dan lainnya ternyata di mulai dari sebuah akun repost di Instagram.
Hal tersebut diceritakan oleh Founder Jejak Backpacker Alley AD dalam kegiatan ‘Alpinist Talk’ yang diselenggarakan oleh KedaiPena.Com, ditulis, Jumat, (11/9/2020).
“Awalnya memang kita sering repost-repost, ya bisa dibilang media repost. Dan akhirnya saya berfikir untuk merubah itu agar teman-teman jejak backpacker ini dapat menghasilkan dalam arti lain kita dapat mencari sponsor untuk membantu aksi-aksi dan perjalanan kita,” ucap Alley AD.
Alley juga menceritakan, awalnya dirinya dan temannya yang membuat akun repost terkait backpacker. Akan tetapi karena kesibukan pekerjaan akhirnya Alley diminta untuk memegang admin Jejak Backpacker.
“Jadi jejak backpacker berawal dari saya dan teman saya, kebetulan yang awal berdirinya jejak backpacker ini teman saya dari Bali, lalu karena dia berprofesi sebagai polisi maka tidak kepegang lagi nih akunnya,” tambahnya.
Akan tetapi, kata Alley, karena dirinya juga memiliki kesibukan dalam bekerja, dirinya sempat mencari orang untuk dapat mengelola sosial media Jejak Backpacker.
“Dan karena saya juga memiliki kesibukan dalam bekerja, saya sempat mencari orang yang mau memagang admin jejak backpacker, tetapi akhirnya kembali lagi saya yang pegang dan kebutuhan yang lainnya di bantu oleh tim jejak backpacker. Karena Jejak Backpacker adalah komunitas yang sekaligus media, dan sekarang juga sudah mulai masuk ke YouTube,” katanya
Sementara itu, Founder Ledies Backpacker, Emilia Contesa mengaku telah mengikuti banyak sekali kegiatan-kegiatan yang di lakukannya bersama dengan Jejak Backpacker Indonesia.
Salah satunya, kata dia, kegiatan bakti sosial pengumpulan dana untuk Palu Donggala.
“Kalau kegiatan sih banyak banget, tetapi Jejak backpacker juga sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial, salah satunya kita pernah ngamen untuk bantuan Palu Donggala dan masih banyak contoh dari kegiatan sosial lainnya,” tandas Emilia.
Laporan: Muhammad Lutfi