Kedaipena.com – Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Asril Hamzah Tanjung menilai bahwa perekonomian Indonesia saat ini semakin carut-marut. Ini terlihat dari terus menumpuknya utang negara.
Hal ini buah dari kesalahan dari sistem ekonomi negara, yang semakin jauh dari pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 asli. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara.
“Pemerintah saat ini bingung dan panik karena pendapatan negara yang diharapkan tidak terpenuhi dan tercapai. Maka dari itu di ambilah kebijakan ‘tax amensty’ dengan harapan mengumpulkan pendapatan sebesar Rp1000 trilliun. Di DPR sendiri kita mendukung, tetapi hasilnya sampai saat ini masih sedikit karena baru mencapai 7,6 trilliun,” ujarnya saat ditemui‎ KedaiPena.com di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, ditulis Jumat (9/9).
Lanjut, dia akibat dari carut marutnya sistem perekonomian Indonesia berakibat juga pada pemotongan APBN 2016 yang dilakukan dua kali berturut oleh pemerintah, dan berimbas besar pada anggaran pertahanan yang terkena pemotongan sebesar 40 persen. Padahal pertahanan jelas menjadi titik vital untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
“Dan itu semakin membuktikan bahwa negara kita saat ini sedang keteteran dan kita juga tahu ada yang salah dari sistem ekonomi kita. Yang mungkin dipengaruhi korupsi serta sudah tidak sesuai dengan ketentuan pasal 33 UUD 1945 asli. Karena saat ini malah asing yang menguasai kekayaan sumber daya alam kita,” geram Arsil.
Untuk itu ia pun, menyarankan seharusnya pemerintah Indonesia dapat menonjolkan ekonomi kerayaktan seperti koperasi agar bisa menwujudkan gagasan Trisakti Soekarno yaitu berdikari alias berdiri di kaki sendiri di ekonomi, berdaulat di politik‎ dan berkepribadian di budaya.
“Kita (Gerinda) saat ini pun siap menonjolkan sistem ekonomi kerakyatan yaitu koperasi di setiap-setiap daerah. Agar ke depannya ekonomi kita dapat berdikari dan juga bisa membayar utang-utang tersebut secepatnya,” pungkasnya.
(Prw/Apit)‎