KedaiPena.Com – Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) cabang kota Bekasi, Eko S. Nugroho mengapresiasi, kepastian dari Presiden Joko Widodo yang menyatakan dirinya menjadi penerima vaksin covid-19 pertama di Indonesia.
“Saya mengapresiasi, jadi memang kita lagi banyak keraguan dan kekhawatiran. Dan langkah presiden bahwa dirinya akan di vaksin pertama setelah dinyatakan oke (hasil uji klinis, red), saya rasa sebagai seorang pemimpin harus seperti itu dan itu yang kita tunggu, apalagi diikuti oleh jajaran pemerintahan lainnya juga,” ucap Eko begitu dirinya disapa, Sabtu (19/12/2020).
Selanjutnya, Eko menyampaikan, vaksin merupakan satu harapan bersama untuk mengeliminasi Covid-19 di Indonesia. Serta saat ini vaksin tersebut dalam proses uji klinis.
“Proses Uji klinisnya terus berlanjut dan berjalan, kemudian kita tinggal menunggu langkah terakhir dari BPOM bahwa ini sudah siap digunakan. Kalau dilihat prosesnya ini mengarah ke realistis dan optimistis tinggal ditunggu hasil uji klinisnya,” tambahnya.
Menurut dirinya, langkah yang diambil oleh pemerintah saat ini sudah tepat sebagai antisipatif seperti melakukan pemesanan vaksin seiring menunggu hasil uji klinis.
“Jadi saya rasa pemerintah langkahnya sudah antisipatif, kita pesan dulu sebagian sambil menunggu hasilnya. Jadi langkah-langkah ini menurut saya pemerintah sudah tepat sehingga nanti kita tidak ketinggalan, karena vaksin ini dipesan oleh semua negara,” katanya.
“Kita tinggal tunggu hasil pernyataan dari BPOM, kita tunggu bersama-sama kalau sudah oke ya kita tinggal tunggu programnya. Dan kemungkinan itu di Januari,” sambungnya.
Selain itu, dirinya menuturkan, saat ini posisinya adalah realistis menuju optimis.
Realistis, kata dia, yang dirinya maksud saat ini sedang dilakukan uji klinis vaksin tersebut, dan optimis itu harus percaya semua akan baik-baik saja.
Dirinya menyarankan, setelah kepala daerah atau pemerintah menyatakan ingin menjadi yang pertama menerima vaksin tersebut sebagai leader, menunjukan hal yang baik, dan meningkatkan cakupan vaksin ini akan efektif jika 70% masyarakat tervaksinisasi.
“Kalau cuma di bawah 50% ini persentase vaksinasi nya tidak efektif, herd immunity tidak akan terjadi,” tuturnya.
Untuk mencapai efektifitas vaksin tersebut, Eko mengusulkan, untuk masyarakat di sektor non formal menjadi target utama dari vaksinasi tersebut.
Sedangkan untuk masyarakat yang bekerja di sektor formal seperti di perkantoran dan lainnya itu hanya mencapai 30% jumlahnya.
“Justru masyarakat pekerjaan non formal ini, penjaja makanan dipasar, pedang ditokok, petani, dan ojek online mereka ini jumlahnya hampir 70% di Indonesia, dan mereka sehari-hari aktifitas nya tinggi, seharusnya sasarannya itu dulu dan menjadi terget utama pemerintah,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi