KedaiPena.Com – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyerukan agar masyarakat melakukan aksi 171717 yang akan dilakukan serentak pada 17 Agustus 2017 pukul 17.00 WIB.
Aksi tersebut, ujar Gatot, melibatkan semua elemen agama, dan masyarakat. Dan dilakukan sebagai aksi nyata saling menghormati demi terjaganya keutuhan bangsa.
Seruan ini pun disambut baik oleh Sekretaris Jendral Advokasi Rakyat untuk Nusantara (ARUN) Bungas T Fernando Duling. Menurut Nando sapaanya, seruan tersebut adalah langkah positif dan baik dalam momentum 72 tahun Indonesia merdeka.
“Langkah ini tentunya menjadi langkah strategis dalam pertimbangan Panglima TNI ketika beliua pernah mengutarakan upaya-upaya “invisible hand†yang mendesain dan membuat kekacauan sehingga membelah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Nando kepada KedaiPena.Com, Jumat (23/6).
Nando menjelaskan, di Kemerdekaan Indonesia yang telah genap berusia 72 tahun, pertumbuhan eksistensi Indonesia merdeka selalu berada dalam dinamika situasi nasional maupun internasional.
“Hal ini tidak lain karena Indonesia sebagai negara kesatuan berbentuk republik berdaulat, merupakan bagian bersama-sama dengan negara-negara yang lain sebagai warga negara dunia,” tutur Nando.
Lanjut Nando, 72 tahun Indonesia merdeka juga tidak bisa dilepaskan dari permasalahan-permasalahan perubahan geopolitik internasional, yang saat ini telah mengarah kepada peningkatan jumlah penduduk dunia serta di ikuti oleh meningkatnya potensial kebutuhan pangan, energi dan air.
“Peningkatan jumlah penduduk dunia menyebabkan perubahan pergesaran “konflik†dari Timur Tengah, Asia Tengah menuju Samudra Pasifik yang dipicu akan kebutuhan pangan, energi dan air yang meningkat dan berpotensi krisis,” beber dia.
Letak Indonesia sendiri, tegas Nando, telah menjadi pusaran strategis dari dampak konflik pergeseran dari Asia Tengah menuju Samudra Pasifik. Hal itu dikarenkan adanya rangkaian yang tidak terputus dalam prakondisi geopolitik dunia yang telah berubah dalam pasca perang dingin.
“Kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia dalam potensi pangan, enegy dan air adalah daya tarik kepentingan-kepentingan dunia untuk menguasai dan cara perang konvensional adalah hal yang tidak efektif dalam menguasai Indonesia maka cara-cara perang inkonvesional adalah hal pasti yang dihadapi oleh Indonesia,” tegas Nando.
“Dan sudah sepatutnya ARUN menyambut seruan ini dan melakukan kegiatan yang sama dalam kesadaran membumikan pancasila dalam ketahanan nasional sebagai wujud nyata waspada nasional,” tandas Nando.
Laporan: Muhammad Hafidh