KedaiPena.Com – Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) Aranyacala Universitas Trisakti menggelar perayaan HUT ke-50 di Kampus Trisakti, Jakarta Barat, Sabtu (10/3/2018). Perayaan mengambil tema Gama Swarna atau perjalanan emas HUT ke-50 MPA Aranyacala.
Perayaan diisi oleh sejumlah musisi nasional seperti Endah n Rhesa dan Danila. Tidak hanya itu, acara tersebut juga diselingi kegiatan seperti launching buku Gama Swarna dan sejumlah lomba.
Ketua Pelaksana Acara, Galih Saputra mengatakan, bahwa acara HUT ke-50 Aranyacala memang dikemas berbeda dari perayaan ulang tahun mapala pada umumnya.
Pentas musik dan lomba menjadi pembeda. Meski demikian, HUT Aranyacala juga memberikan pesan pentingnya menjaga kebersihan dengan memberikan sebuah kantung sampah.
“Sambil merayakan HUT yang ke-50 tahun ini, kita sambil mengajak anak muda datang ke sini untuk menjaga kebersihan dengan memberikan kantung sampah. Agar saat merokok membuang puntung ke kantung yang panitia sudah berikan,” ujar dia kepada KedaiPena.Com, di lokasi.
“Sangat penting menjaga kebersihan. Bahwa alam di Jakarta, tempat kita tinggal harus dirawat. Karena kalau bukan kita, siapa lagi,” beber dia.
Mahasiswa Universitas Trisakti Angkatan 2012 ini juga berharap agar Aranyacala menjadi sebuah organisasi yang tidak meninggikan gengsi.
“Kita sudah ketuk palu Arancayala tidak mau gengsi-gengsian untuk mengejar prestasi. Tidak akan naik gunung tertinggi atau tebing tertinggi,” katanya.
Galih begitu ia dipanggil juga menekankan bahwa di usia ke-50 MPA Arancayala juga akan mengembalikan tujuan mahasiswa pencinta alam untuk menjaga alam dan lingkungan itu sendiri.
“Seluruh pencinta alam adalah keluarga. Kita adalah salah satu garda terdepannya. Kita pencinta alam bukan penakluk alam. Tugas kita untuk menyayangi alam karena alam sudah banyak mengasihi kita di kehidupan ini,” jelas dia.
“Kita juga ingin merangkul anak muda untuk berkumpul bareng untuk menjaga alam. Karena anak muda sekarang sudah berfikir terlalu jauh seperti ‘money oriented’. Padahal kita bisa berfikir lebih jauh, lebih dari ‘money oriented’,” ujar Galih.
Laporan: Ricky Sismawan