KedaiPena.Com – Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid mengapresiasi langkah Kepala BP2MI Benny Rhamdhani yang akan membentuk satgas guna memberantas sindikat dan mafia pengiriman PMI ilegal.
Politikus PKB ini juga berharap, agar satgas yang dibentuk BP2MI nantinya juga bisa diawasi Komisi IX DPR RI.
Namun demikian, Gus Jazil sapaannya, menyarakan agar Benny Rhamdani hati-hati dan tidak terjebak dalam lingkaran para mafia tersebut.
“Yang perlu diingat, mereka sudah ada dari dulu sebelum Pak Bhenny datang. Jadi intinya kita support, kita kasih kekuatan, tapi Pak Benny jangan sampai terjebak,” beber dia dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Jumat, (10/7/2020).
Diakui, kata dia, banyak warga Indonesia yang bekerja di luar negeri. Hal demikian disebut sebagai pilihan sebab lapangan pekerjaan di dalam negeri terbatas.
Kali pertama orang-orang Indonesia bekerja di luar negeri, mayoritas mereka adalah kaum perempuan atau wanita.
“Sehingga istilah kali pertama yang muncul untuk orang Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah TKW (tenaga kerja wanita),” ungkap Gus Jazil.
Selanjutnya adalah istilah TKI dan kemudian PMI keberadaan mereka di luar negeri di mana para pekerja migran mengirimkan uangnya ke kampung halamannya di Indonesia membuat mereka disebut pahlawan devisa.
Nah menjadi pertanyaan dari Gus Jazil, apabila mereka kembali ke Indonesia apakah mereka masih disebut sebagai pahlawan. Dirinya berharap agar para pekerja migran yang kembali ke tanah air tetap diperhatikan.
Alasannya, lanjut dia, lantaran nasib mereka selepas bekerja dari luar negeri belum tentu seperti dibayangkan orang, yakni sukses.
Ia kerap menemukan, misalnya TKW yang bekerja di luar negeri di sektor domestik sebagai pembantu rumah tangga, saat bekerja kembali di tanah air, nasib mereka tetap sama, bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Dirinya berharap agar nasib purna pekerja migran juga diperhatikan. Mereka didorong untuk mendapat pelatihan keterampilan sehingga saat kembali bekerja di tanah air, kehidupannya menjadi lebih baik.
“Di sinilah dirinya menanyakan ada tidak anggaran untuk memberi pelatihan dan perhatian kepada para pekerja migran yang kembali ke tanah air,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi