KedaiPena.com – Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001–2004 Rokhmin Dahuri pada Grand Launching Association of Carbon Emission Experts Indonesia (ACEXI) di Jakarta pada Rabu (13/12/2023) menyatakan apresiasinya atas lahirnya ACEXI.
Guru besar Fakuktas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University ini menjelaskan kebijakan dan teknologi untuk mengurangi emisi karbon, termasuk carbon pricing, carbon trading, dan carbon tax adalah ilmu dan teknologi baru. Dan, jumlah ahli, pakar, dan teknologi di bidang ini masih sangat langka di Indonesia. Padahal, berbicara tentang emisi karbon maupun potensi Indonesia sebagai penyerap karbon (carbon sink), Indonesia merupakan salah satu negara utama di dunia.
“Kita harus bangga, bahagia dan bersyukur karena menjadi bagian dari ACEXI yang didirikan teman-teman muda semua. Indonesia merupakan big player (carbon sink), karena hutan kita luas, terluas ketiga di dunia,” kata Prof. Rokhmin, dikutip Sabtu (16/12/2023).
Ia juga menyebutkan jika Indonesia memiliki potensi blue carbon yang besar, dengan 77 persen luas wilayah NKRI berupa laut, dan memiliki garis pantai 108.000 km (terpanjang kedua di dunia, setelah Kanada). Di wilayah pesisir dan laut terhampar ekosistem hutan mangrove sekitar 20 juta ha, yang merupakan terluas di dunia, 85.000 kilometer persegi terumbu karang, dan padang lamun (seagrass beds) terluka di dunia. Ketiga ekosistem pesisir ini memiliki kemampuan menyerap karbon (carbon sink atau carbon squestrisian) yang sangat besar.
Dari segi emisi karbon, Indonesia pun merupakan salah satu big player. Terutama dari aktivitas pembukaan lahan gambut, rawa, dan hutan,” ungkap Rokhmin.
Ketua umum Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GNTI) itu mengingatkan, Indonesia adalah negara yang paling terdampak perubahan iklim global. Sebab Indonesia berada di daerah tropis, apabila terjadi sedikit peningkatan suhu, maka aspek biologi ekologi akan hancur. Pasalnya, resilienasi organisme di daerah tropis terhadap perubahan suhu sangat kecil.
“Naik 3 derajat saja, organisme di Indonesia sudah terdampak semua. Kemudian, 70 persen pesisir Indonesia landai sehingga akan terdampak sekali apabila terjadi peningkatan permukaan laut akibat Global Warming. Untuk itu, kita tergabung dalam ACEXI. Menurut saya, kita di wadah yang tepat. Indonesia dan dunia membutuhkan ahli semacam kita. ACEXI bukan sekadar memberikan manfaat untuk individu, tapi juga memberi benefit bagi Indonesia dan dunia,” pungkas Rokhmin.
Sebagai informasi, ACEXI merupakan wadah kolaborasi para pakar profesional emisi karbon di Indonesia sehingga menciptakan ekosistem kemajuan dekarbonisasi. Yang di gawangi oleh Lastyo Kuntoaji Lukito sebagau Ketua Umum, Brian Pramudita sebagai Sekjen, Dr. Poempida Hidayatullah sebagai Ketua Dewan Pengawas, Prof. Esvin Aldrian sebagai Ketua Dewan Pakar serta Prof. Rokhmin Dahuri sebagai Ketua Dewan Pembina ACEXI.
Laporan: Tim Kedai Pena