KedaiPena.com – Perangkat aparat keamanan di Indonesia harus segera bertindak atas serangkaian penyerangan kepada para ulama yang terjadi belakangan ini di Indonesia.
Demikian dikatakan oleh pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta( UNJ), Ubedillah Badrun saat menanggapi sejumlah rangkaian penyerangan yang terjadi kepada ulama.
Diketahui, pada Minggu (18/2/2018), KH Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, tiba-tiba di serang orang tak dikenal. Pelaku penyerangan itu sendiri memiliki ganguan jiwa (orang gila).
Penyerangan kepada pengasuh Pondok Pesantren Karangasem ini sendiri semakin menambah daftar panjang serangan yang menimpa ulama agama di Indonesia. Penyerangan yang terjadi kepada KH Hakam Mubarok juga memiliki motif sama yang menimpa pemuka agama lainnya, yaitu diserang oleh orang yang memiliki gangguan jiwa.
Ubed begitu ia dipanggil menegaskan hal tersebut harus segera direspon lantaran penyerangan kepada pemuka agama terus terjadi dan berpotensi membuat penyerangan-penyerangan berikutnya.
“Tadinya kalau peristiwa ini cuma sekali mungkin wajar. Tapi ini berkali-kali dan ini menandakan ini bukan peristiwa biasa. Jadinya harus direspon cepat, kalau tidak respon akan muncul persepsi publik terhadap aparat bahwa tidak bertindak cepat dan tegas terhadap peristiwa sehingga peristiwa ini terus terjadi,” kata Ubed dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, Selasa (20/2/2018).
Kemudian, Ubed melanjutkan, respon cepat juga sangat dibutuhkan lantaran serangkain serangan tersebut disinyalir memiliki kerterkaitan dan keterhubungan satu sama lain. Ubed juga menuturkan, ada pola yang sama terkait dengan serangkaian penyerangan tersebut.
“Pelaku penyerangan memiliki pola yang sama (melalui orang gila) ini memungkinkah adanya keterhubungan. Keterhubungan itu bisa saja dengan melakukan komunikasi langsung antar aktor atau operator. Atau,bisa disebut dengan meta komunikasi. Jadi mereka tidak terkoneksi langsung tapi bisa munggunakan sosial media, mereka terhubung dan memiliki cara pandang yang sama lalu menggunakan cara-cara yang sama. Jadi meta komunikasi merupakan pendorong persekusi-persekusi kepada ulama,” beber Ubed.
Ubed pun menegaskan jika penyerangan ini terus dibiarkan akan berdampak berbahaya dalam konteks keagamaan di Indonesia. Ubed menerangkan ulama dan tokoh agama yang lain memiliki peran penting dalam pembangunan karakter bangsa Indonesia.
“Ulama dalam bentuk sosiologi mempunyai peran sosial order. Ketertiban sosial di tengah masyarakat itu tidak bisa dilepaskan dari peran tokoh agama (ulama). Karena, tokoh agama menjadi sentral pengetahuan di tengah masyarakat dan sentral informasi yang dengan mudah membuat masyarakat damai atau juga dengan mudah membuat masyarakat mengalami emosi tertentu. Jadi ada peran strategis dari ulama,” pungkas Ubed.
Laporan: Muhammad Hafidh