SAAT beberapa waktu lalu saya ke Jawa Timur lewat Solo, saya kaget ada billboard Ketua Umum PPP Romahurmuziy gede banget dekat Bandara Solo.
Kemudian di tengah kota Solo juga bertebaran. Di beberapa kota kabupaten lain, di Ponorogo misalnya, juga banyak. Saya mikir, apa Romy, sapaan Romahurmuziy, Ketua Umum PPP hasil rebutan dengan Djan Farid ini mau nyapres?
Setelah itu, tak lama dia sudah satu pesawat jet dengan Pak Presiden, juga ngevlog dari mobil Pak Presiden, saat Pak Presiden melempar hadiah ke rakyat dari mobilnya.
Lalu kemarin, gak ada hujan gak ada angin tiba-tiba menyerang Prabowo, seolah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa melakukan kampanye hitam pada Pilpres 2014.
Dia mengaku mengetahui karena dia bagian Tim Sukses Prabowo-Hatta, karena waktu itu PPP dukung Prabowo-Hatta.
Tak hanya itu, dia sebut juga Prabowo katanya melamar jadi wakil petahana Jokowi.
Saya sampai menghela nafas panjang membacanya. Kok bisa ya seorang Ketua Umum PPP melemparkan hoax. PPP saat itu memang mendukung Prabowo, tapi posisi Romy saat itu rasanya sudah berseberangan dengan SDA.
Lalu bagaimana mungkin dia ikut jadi Timses. Setahu saya, di PPP yang aktif di Timses Prabowo-Hatta ya Suryadharma Ali (SDA) dan Djan Farid, waktu tahun 2014.
Lalu soal Prabowo melamar jadi wapres petahana, masya Allah, semoga Allah SWT membalas setimpal dengan kebohonganmu.
Bulan November 2016, beberapa hari sebelum aksi 411, Pak Presiden melalui Pak Luhut Panjaitan meminta bertemu Pak Prabowo Subianto (PS) di Hambalang.
Sebetulnya Pak PS hampir tidak mau menerima, tapi karena didesak terus oleh LBP, akhirnya menerima.
Coba Anda bayangkan, apa mungkin seorang yang tidak ingin ketemu, kemudian didatangi di rumahnya, kemudian melamar ingin jadi wapres? Dalam pertemuan tersebut Romy juga gak ada.
Kebetulan saya sendiri ikut dapat pertemuan di Hambalang ini karena diminta Pak PS mendampingi bersama Pak Yusuf AR (Anggota Dewan Pembina Gerindra) dan Pak Sugiono (Waketum Gerindra).
Di pertemuan itu 1000 persen nggak ada tuh bahas capres cawapres, apalagi kalau Romy bilang di situ Prabowo ngelamar jadi cawapres. Sudah jelas itu berita bohong.
Lalu berapa bulan berikutnya, atas undangan Pak Presiden, Pak PS ke Istana Bogor. Dalam kesempatan itu Pak Prabowo mengundang Pak Presiden untuk acara penutupan pencak silat dunia, di mana Indonesia jadi juaranya dan Pak PS sebagai Chairman Persilat (FIFA/nya Pencak Silat).
Dalam pertemuan itu juga tidak ada Romy, karena Pak PS dan Pak Presiden Jokowi bertemu empat mata.
Saya jadi mikir, apalah untuk melamar jadi cawapresnya Jokowi, apakah syaratnya memang harus menjelek-jeleknya Pak PS, seperti yang dilakukan Romy dan seorang profesor itu ya?
Oh ya, apa kabar kasus korupsi di bidang kehutanan di Riau dan kasus pengadaan lampu hama yang disebut-sebut media melibatkan Romy? Apakah ini bagian yang membuat dia harus menghajar Pak PS?
Pak Romy, salah Pak PS sama anda apa? Apakah pernah menyakiti hati anda? Apakah pernah melukai hati istri anak dan keluarga anda? Setahu saya Pak PS nggak pernah bahas anda, nggak pernah mikirin anda, apalagi menyakiti anda. Semoga karma menimpa anda. Amin.
Semoga rakyat makin paham dan nantinya cerdas memilih partai dengan mempertimbangkan ketua partainya.
Oleh Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Sudaryono