KedaiPena.Com – ‘Adventure tourism’ atau wisata petualangan sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian besar ‘mature tourists’.
Fenomena ini sudah menjadi menarik karena mereka betul-betul ingin mendapatkan pengalaman yang bisa memberikan pelajaran hidup bagi mereka.
Demikian disampaikan Staf Ahli Kementerian Pariwisata Dr Anang Sutono kepada KedaiPena.Com, Senin (1/7/2019).
“Namun yang menarik kemudian, ‘adventure tourism’ kemudian malah trennya juga diikuti oleh kaum millennial,” sambung Eks Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) ini.
Hal yang harus diperhatikan oleh ‘adventure experience tourists’ adalah bagaimana mereka mampu menjujung tinggi konsep ‘sustainable’ atau ‘responsible tourism’ yaitu mengedepankan 3P, ‘Planet, People, Prosperity’.
“Planet berkaitan dengann kemampuan memahami ‘code of ethics’ and norma baik dalam konteks universal maupun lokal,” lanjut Anang.
‘People’, dalam konteks harus menjujung tinggi keinginan bahwa aktivitas tersebut memberikan pengaruh positif baik misalnya mutual respect and uderstanding.
“Kemudian ‘prosperity’. Harus secara mikro ekonomi memberikan pengaruh makin mapannya ‘host community. Termasuk memberikan makna kebaikan dalam kehidupan sehari-hari mereka,” papar dia.
Pendekatan yang paling efektif dalam memberikan ‘assurance’ kepada ‘adventure tourist’ adalah dalam benerapa hal.
“Pertama soal regulasi, harus ‘firmed’ bahwa ada aturan yang ‘clear’ tentang tata kelola. Lalu soal prosedur yakni ‘basic principle of safety, security, evacuation’ dan seterusnya,” Anang menjelaskan.
Kedua adalah sumber daya manusia. Tidak ada toleransi, diperlukan standarisasi kompetensi untuk legal dan professional ‘guide’.
“‘Guide’ harus bisa memberikan edukasi terhadap ‘tourists’. Standarisasi akan memberikan kualitas kepuasan yg sangat tinggi sehingga ‘destination competitives’ bisa terandalkan,” kata Anang lagi.
Ketiga, ‘product and services’ dalam konteks wisata petualangan harus juga bagus. Lakukan ‘digital monitoring’, berikan ‘iconic-digital spot’ yang bisa diviralkan ke medsos. Harus diingat, tren ‘millenials adveture tourist’ sangat menanjak pertumbuhannya.
Keempat, Anang menegaskan, faktor infrastruktur sangat wajib diperhatikan. Jangan pernah semua aktivitas tidak mengedepankan hal ini.
“‘Ease of doing adventure travelling’ sangat detail, misalnya ‘signage’, tanda arah, supaya tidak terjebak dalam ketidaktahuan,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas