KedaiPena.Com- Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan momentum Presidensi G20 untuk menunjukkan kepimpinan di tingkat global. Hal ini seraya langkah mengadvokasi berbagai kepentingan domestik, negara miskin dan berkembang agar tata dunia lebih adil serta setara.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto merespons penyelenggaran KTT G20 di kawasan Nusa Dua, Bali, pada 15—16 November 2022. Para pemimpin negara anggota G20 akan berkumpul membahas berbagai isu terutama terkait perekonomian dan dinamika global.
“KTT G20 adalah momentum terbaik bagi Indonesia menunjukkan kepemimpinan di tingkat global, seraya mengadvokasi berbagai kepentingan domestik dan negara miskin dan berkembang, agar tata dunia lebih adil dan setara. Semoga kita dapat memanfaatkan momentum ini untuk bangkit dan pulih bersama,” kata Anton, Rabu,(2/11/2022).
Anton berharap, agar Indonesia juga menjadikan KTT 20 sebagai mediator untuk kemajuan pertumbuhan ekonomi di tanah air. Pasalnya, rangkaian kegiatan KTT G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 orang.
“Indonesia akan berperan dalam mendesain kebijakan pemulihan ekonomi dunia. Bila perekonomian dunia membaik, maka kita akan menerima dampak positifnya, salah satunya ekspor yang akan tumbuh tinggi dan meningkatkan PDB Indonesia. Indonesia harus bisa menjadikan KTT G20 sebagai mediator untuk kemajuan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” beber Anton.
Tak hanya itu, lanjut Anton, Indonesia harus mempersiapkan peningkatan kemampuan dan literasi digital guna memastikan transformasi yang inklusif serta dinikmati seluruh negara. Anton menegaskan, transformasi digital telah sesuai dengan tiga sektor prioritas Indonesia di KTT G20.
“Transformasi digital merupakan salah satu solusi utama dalam menggerakkan perekonomian di kala pandemi, dan telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang baru,” jelas Anton.
Anton mengingatkan, transformasi digital merupakan perubahan yang berhubungan penerapan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga harus didukung kesiapan SDM.
“Transformasi digital harus diikuti oleh perubahan pola pikir dan perilaku. Salah satu kunci penting dalam transformasi digital adalah kesiapan SDM baik dari aspek pengetahuan, keahlian, maupun budaya kerja,” papar Anton.
Anton mengakui, Komisi I DPR bersama
Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo menjadi baris terdepan dalam menjalankan transformasi digital di Indonesia yang mana dibagi menjadi 5 sektor.
“Yaitu, percepatan biaya akses internet dan peningkatan infrastruktur digital. Merancang peta jalan transformasi digital pada sektor-sektor strategis. Mempercepat integrasi data dan pembangunan Pusat Data Nasional. Persiapan pengembangan sumber daya manusia di sektor digital. Lalu bersama Menteri Keuangan melengkapi regulasi dan skema pembiayaan yang diperlukan,” papar Anton.
Dengan demikian, tegas Anton, melalui KTT G20 dan dengan persiapan-persiapan transformasi digital akan memberikan dampak signifikan bagi pemulihan ekonomi.
“Melalui tiga pendekatan utama yaitu penguatan kerja sama multilateral, concrete deliverables sebagai aksi nyata, dan penetapan arah untuk kebijakan ekonomi dan keuangan ke depan,” pungkas Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat ini.
Indonesia selaku Presidensi G20 akan mengundang sejumlah negara untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali. Negara-negara undangan itu bukan anggota G20 tetapi memiliki peranan penting dalam pembahasan berbagai isu.
KTT G20 akan berlangung di kawasan Nusa Dua, Bali pada 15—16 November 2022. Para pemimpin dari negara anggota G20 akan berkumpul di sana untuk membahas berbagai isu, terutama terkait perekonomian dan dinamika global.
Selain 19 negara dan Uni Eropa, Indonesia turut mengundang negara-negara lain nonanggota G20 serta sejumlah organisasi internasional. Alasannya, pembahasan sejumlah isu bukan hanya menjadi kepentingan anggota G20, tetapi juga negara lainnya.
Laporan: Muhammad Hafidh