KedaiPena. Com – Mantan Menteri Pertanian (Mentan) era Kabinet Indonesia Bersatu, Anton Apriyanto menilai, kebijakan impor beras sebesar 500.000 ton yang ingin dilakukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebenarnya tidak usah terlalu diributkan.
Anton menuturkan, jika persoalan impor beras tersebut terus di persoalkan, maka hanya membuat kegaduhan yang tidak perlu dan tidak penting bagi kondisi bangsa.
“Memang untuk mengantisipasi kenaikan harga beras tersebut adalah dengan impor beras. Impor beras bertujuan untuk menambah stok, dan secara psikologis mampu menekan para spekulan tidak menaikkan harga,” ujar Anton kepada KedaiPena.Com, Rabu (17/1/2018).
“Sebetulnya jumlah 1 juta ton itu tidak besar karena hanya mampu memenuhi kebutuhan 10 hari secara nasional. Tapi, dampak psikologisnya yang besar, terutama mempengaruhi persepsi,” sambung Anton.
Tidak hanya itu, Anton menjelaskan, kebijakan impor beras ini sebenarnya bisa sangat bermanfaat asalkan pemerintah dapat bersungguh-sungguh menjalankannya.
“Impor memberikan dampak mengurangi kenaikan harga baik secara psikologis maupun secara riil jika pemerintah mampu memanfaatkan beras impor tersebut untuk segera digelontorkan ke pasar,” jelas Anton.
Kendati demikian, Anton memahami, dalam situasi apapun, termasuk dalam impor beras, pasti akan selalu ada pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan. Hal itu, ujar Anton, sebetulnya yang selalu menjadi masalah pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan apapun. Sekalipun benar pasti akan selalu dicurigai.
“Sekarang pilihannya, kita tidak impor beras dengan resiko harga akan semakin naik dan walaupun nanti ada panen, harga tidak akan turun drastis seperti dulu lagi,” pungkas Anton.
Laporan: Muhammad Hafidh