TOKOH Betawi dan sekaligus budayawan dan politikus senior yang saya beri gelar “begawan politik†melakukan obrolan santai tapi mengasyikkan.
Ketika mengomentari “soft declaration†tentang kesiapannya memimpin negeri ini untuk periode 2019-2024 yang dilakukan oleh tokoh nasional dan tokoh pembaharu DR. Rizal Ramli kemarin siang, cukup menggelitik.
Memang, kepada babe Ridwan Saidi saya bacakan statemen politik deklarasi Rizal Ramli kemarin secara lengkap dari awal sampai kalimat terakhir yang mengundang kekaguman banyak orang yang membacanya dan mendengarnya, yaitu kalimat “Jika Allah menghendaki, DIA berkata ‘JADI, MAKA JADILAH (KUN FA YAKUN)’â€.
Sebelumnya memang saya sampaikan kepada bang Ridwan tentang pertanyaan bang Fuad Bawazier yang pernah beliau lontarkan beberapa bulan lalu di salah satu group WA yang mengatakan, “jika RR mau maju perahunya mana?â€.
Juga pertanyaan senada dilontarkan oleh Mayjen Purn. TNI Budi Sujana senior TNI yang juga Ketua Umum DPP. Gerakan Bela Negara (GBN). Orang awam pun, banyak juga bicara atau mempertanyakan hal tersebut.
Pembahasan antara saya dengan bang Ridwan memang seru, karena mencakup beberapa aspek. Aspek dalam dan luar negeri termasuk komentar beberapa Indonesianis.
Kita berdua bicara tentang keadaan ekonomi khususnya pembangunan infrastruktur yang menyedot banyak uang padahal sebenarnya kita (baca: Indonesia) tidak punya banyak uang untuk lakukan hal itu.
Kita berdua baru bicara tentang masalah uangnya saja tanpa bicara beberapa target pembangunan infrastruktur yang melenceng, termasuk beberapa anomali kecelakaan yang terjadi dengan frekuensi cukup tinggi.
Kita bicara juga tentang peraturan perpajakan yang dibuat oleh pemerintah berdasarkan “trial and error†yang mana hal tersebut sangat membahayakan ekonomi Indonesia.
Sebab para pelaku ekonomi dan sektor bisnis tidak tenang lantaran peraturan perpajakannya berganti terus, sehingga hal ini menyebabkan situasi bisnis menjadi tidak stabil, keadaan ini sangat berbahaya.
Padahal di negara maju tidak ada pergantian peraturan perpajakan setiap tahun, bahkan tidak juga 5 tahun, bahkan tidak juga berubah dalam 10 tahun.
Ketidakstabilan sistem perpajakan ini ditambah pesatnya pertumbuhan / biaya Infrastruktur menurut pendapat saya justru akan menyebabkan perlambatan ekonomi Indonesia dan degradasi mata uang Indonesia yang terus menurun.
Rizal Ramli sudah banyak menyampaikan pendapatnya, cuma sayang para pengambil keputusan nampaknya “sangat dipengaruhi tekanan†pihak luar yang berkepentingan.
Kedua hal tersebut harus diperbaiki, sayangnya kita akan terus melihat tantangan dalam pertumbuhan ekonomi. Rizal Ramli termasuk berani mengambil sikap, dia buka “kranâ€, dia berani deklarasikan dirinya untuk tampil memperbaiki segala kekurangan yang ada.
Rizal Ramli sudah banyak beri masukkan tapi sekali lagi, “tekanan†dari pihak yang berkepentingan terhadap Indonesia begitu kuat, ditambah para pengambil keputusannya tidak cukup tegar untuk memperjuangkan kepentingan rakyatnya, maka akhirnya Rizal pun mengambil posisi untuk bersedia menjadi PENANTANG calon presiden siapapun yang dianggap kurang atau bahkan tidak pro rakyat.
Mengenai “perahu†atau kendaraan politik apa yang akan digunakan? Ridwan memberikan jawaban singkat dan tegas, “Lagi banjir koq mikirin perahu? Apa aje bisa jadi perahu, kalau lagi banjir. Yang penting selamet, ape aje yang bisa ngangkat kite, bisa kita pake. Kalo lagi normal sih bole mikirin perahu, nah ini lagi banjir. Entar juga ade jalannye. Mo pake getek kek!â€, kata Ridwan Saidi mengakhir omongannya karena sudah masuk waktu shalat Maghrib.
Ketika selesai shalat Isya barusan saya teringat ucapan seorang kyai semalam di sebuah masjid di bilangan Jakarta Utara ketika berdiskusi dengan saya.
“Wah bagus ya pak Rizal Ramli, di akhir statemennya dia kembalikan segala sesuatunya kepada Allah yang menciptakan dunia dengan segala isinya ini. Jika Allah menghendaki, DIA berkata ‘JADI, MAKA JADILAH’ (KUN FAYAKUN).”
Oleh Muhammad E. Irmansyah, Executive Director ISDT (Institute for Studies and Development of Thought), Wakil Ketua Dewan Pusat Syarikat Islam