KedaiPena.Com – Melihat berbagai potensi-potensi yang ada, kosmopolitanisme yang ada di Nusantara ini bisa dijadikan sebagai referensi baru bagi dunia. Hal ini tentu setelah melalui beberapa pasang surut peradaban di seluruh dunia. Hal ini juga merupakan peluang paling besar setelah titik reset yaitu pandemi.
Demikian disampaikan Amirudin Shari, Menteri Besar Selangor Malaysia dalam Seminar “Meet the Business Leader” yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina yang dilakukan secara ‘hybrid’, Senin (25/9/2023).
“Kondisi saat ini tak terlepas dari krisis geopolitik, persaingan dan krisis Ukraina-Russia. Bagaimana di sekitar Indo Cina baru-baru ini ada nelayan-nelayan Vietnam yang telah dihalang di sekitar kawasan Cina Taiwan dan juga beberapa tindakan agresif,” kata dia.
Di jazirah Arab, lanjutnya, kebangkitan putra mahkota Arab Saudi begitu agresif. Dia mempunyai keinginan menjadikan Timur Tengah itu menjadi ‘The Next Europe’, menjadi pusat dagang dan pusat peradaban. Di sisi lain, ada pula situasi merisaukan, di antaranya kebangkitan paham-paham ekstrem.
“Brexit memberi dampak besar, dalam tempo beberapa bulan ini Eropa mengalami inflasi yang paling besar dalam sejarah. Hal ini memberi kesan bahwa sekarang ada masalah perekonomian. Eropa tidak begitu kuat dan hal itu memberikan peluang kepada kita di Nusantara di Malaysia, Brunei dan juga di Indonesia untuk keluar dan bangkit menjadi referensi ataupun menjadi rujukan di peringkat dunia dengan beberapa kekuatan kekuatan yang dimiliki oleh kita,” jelas dia.
“Kekuatan itu sudah pasti ada pada aspek kepelbagaian atau Bhinneka Tunggal Ika. Kita memiliki keragaman di dalam masyarakat dan komunitas kita dari latar belakangnya, pahamnya, agamanya dan juga budaya, namun yang penting keragaman itu masih berjalan dalam situasi damai,” sambung Amirudin Shari.
Dia menambahkan, aspek kosmopolitan harus ditegakkan dengan perbedaan-perbedaan yang ada. Harus ada rasa keterbukaan, rasa hormat, dan rasa ingin hidup bersama. Kemampuan dalam segi sejarah dapat bangkit dan bangun dengan kekuatan, bahkan mampu menandingi negara yang melakukan penjajahan.
“Peradaban kita bangun bukan dengan sudut kekerasan, malahan kalau kita melihat aspek pembangunan dan penyebaran di wilayah kita ini kebanyakannya disebar dan dikembangkan melalui jalan damai bukan dengan jalan peperangan,” Amirudin Shari melanjutkan.
Aspek bagaimana untuk mengembangkan potensi dengan saling belajar di antara satu sama lain.
“Malahan kalau kita lihat sejarah Malaysia dan Indonesia ini kejar mengejar. Kalau kita lihat reformasi di Indonesia tahun 1998, di Malaysia juga ada banyak persamaan. Saling belajar antara satu sama lain yang mematangkan dan mampu untuk mengambil dan mencari kebaikan dan kekuatan,” kata Amirudin Shari lagi.
“Selangor sebagai sebuah negeri yang boleh dipanggil ‘The Economic power of Malaysia’. Selangor merupakan penyumbang seperempat dari pada ekonomi. Semangat Kosmopolitan itulah yang telah mendirikan Selangor sebagai sebuah negeri yang maju, yang terus menjadi pembangun dan penyumbang ekonomi terbesar,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Rafik