ENTAH harus menyatakan apa lagi selain kedunguan yang luar biasa dari kaum Otak Dikit.
Sebuah video beredar membandingkan penyambutan Jokowi sebagai kepala negara dengan 250 juta rakyat di Turki dengan Anies Baswedan sebagai gubernur Jakarta di Turki.
Anies datang sebagai gubernur, lawatan pertamanya adalah ke Maroko, Anies bicara tentang kota masa depan di depan ratusan mahasiswa.
Dalam sebuah pemberitaan, apresiasi yang luar biasa dari mahasiswa di tempat Anies ceramah sampai-sampai seorang mahasiswa menyatakan Anies Baswedan super gubernur.
Berbagai pemberitaan dan foto-foto yang beredar menunjukkan gestur Anies yang memiliki kepercayaan diri dalam berhadapan dengan dunia internasional berbicara dalam bahasa Inggris yang fasih yang sesungguhnya sudah umum diketahui.
Karena ‘track record’ Anies sebagai intelektual dengan tujuh penghargaan dunia jauh sebelum Anies menjadi pejabat negara.
Lalu Anies diundang oleh pejabat di Turki untuk bertemu Erdogan, bahkan acara itupun awalnya tidak dalam agenda Anies selama di Turki.
Tentu saja tidak disambut layaknya seorang presiden karena protokoler di negara manapun berbeda dalam menyambut seorang gubernur dengan presiden.
Namun menariknya adalah Erdogan mengajak Anies untuk sholat di sisinya, lalu dibawa ke museum melakukan zikir bersama dan di museum itu ada sehelai rambut dari janggut Rasulullah yang kemudian mereka berdua bergantian menciumnya.
Media pun heboh memberitakan, Anies mendapat kehormatan yang sedemikian rupa dari seorang kepala negara yang sedang menjadi pemberitaan dunia.
Lawatan Anies membuat kaum otak dikit bermuram durja, kedengkian yang tertanam dalam membuat mereka gundah gulana. Dibuatlah sebuah video pendek yang diberi framing lalu diinterpretasikan semaunya dengan dungu.
Kunjungan Anies dibandingkan penyambutannya dengan penyambutan Presiden Jokowi sebagai kepala negara dalam kunjungan resmi. Kedunguan mana lagi yang lebih parah dari itu.
Karena memahami protokolerpun tak mampu. Lebih dungunya lagi Anies saat menunggu Erdogan disamakan dengan masyarakat yang menanti Ahok di Balaikota.
Tanpa malu-malu dibandingkan dengan Anies Baswedan yang memiliki kharisma dalam pergaulan internasional yang sudah terbina bahkan jauh sebelum dia menjadi pejabat negara.
Kematangan Anies dalam mengelola hubungan juga kemampuannya dalam berdiplomasi membuat kaum otak dikit panik.
Setelah disambut oleh Imam Masjidil Haram juga oleh Imam Masjid Madinah, hampir setiap minggu kedatangan tamu duta besar dari berbagai negara, ditambah lagi dengan Erdogan yang secara tak terduga saat sholat Jum’at mengajak Anies untuk berada di sisinya, lalu membawanya ke museum.
Membuat kaum otak dikit panik lalu membuat video dungu yang kemudian diviralkan oleh barisan kaum dungu lainnya.
Oleh tokoh muda pergerakan, mantan pengurus Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Geisz Chalifah