KedaiPena.Com – Ketua Komisi II DPRD kota Tangerang Selatan (Tangsel), Siti Chadijah meminta pertanggungjawaban dari dinas Pendidikan serta Pemuda dan Olaharaga atas meninggalnya anggota Paskibra Tangsel, Aurellia Qurratuaini.
“Seharusnya yang bertanggung jawab ialah dinas pendidikan dan dinas kepemudaan dan olahraga sebagai pelaksana tugas fungsi. Komisi II akan segera memanggil dinas Pendidikan serta Pemuda dan Olahraga Tangsel,” ujar dia kepada KedaiPena.Com, Sabtu, (10/8/2019).
Siti begitu ia disapa juga mengingatkan agar kejadian ini dapat dijadikan sebuah pelajaran berharga di kemudian hari. Oleh sebab itu, Siti meminta pemerintah kota bertanggung jawab.
“Karena ada indikasi badan lebam-lebam. Saya fikir yang bertanggung jawab karena ini ada di lingkungan kota tangerang selatan yah pemerintah (Kota Tangerang Selatan),” tegas dia.
Politikus PKS ini juga menyarankan agar ke depan dapat diadakan bimbingan mental yang disesuaikan agama masing masing dan bukan sebatas baris-berbaris saja.
“Yang dimana bimbingan mental ini perlu di tekankan ke setiap masing-masing peserta baik itu juga petugas pelatih paskibra,” tutur Siti.
Siti menekankan bimbingan mental tersebut juga bertujuan untuk mendekatkan diri dengan sang pencipta.
“Namun lagi-lagi yang harus bertanggung jawab ialah Dinas Pendidikan serta Pemuda dan Olahraga yang memang harus ada kolaborasi seperti apa aturan main karantina, latihan yang wajar itu sampai jam berapa dan jangan sampai tidak di dalam pengawasan orang tua,” beber Siti.
Sebelumnya diberitakan, seorang anggota paskibraka asal Tangerang Selatan Aurellia Qurratuaini dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (1/8/2019) pagi.
Aurel yang terdaftar sebagai siswa Kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar BSD menghembuskan napas terakhirnya di kediamannya yang berlokasi di Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang.
Ayah Aurel, Farid Abdurrahman (42) mengatakan, latihan paskibra yang dijalani anaknya sudah berlebihan. Farid bisa menyampaikan itu karena pernah menjadi anggota Paskibraka.
Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibraka.
“Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa,” ujar Farid.
Pihak keluarga sebenarnya belum membuat laporan terkait misteri kematian Aurel. Namun, polisi tetap menyelidiki kasus ini
Laporan: Sulistyawan