KedaiPena.com – Anggota Komisi XII DPR RI, Fraksi Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif kepada perusahaan yang aktif menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus menerapkan sanksi tegas kepada mereka yang melanggar regulasi.
“Kita juga perlu kolaborasi, tidak hanya pemerintah, tapi juga swasta, komunitas beserta masyarakat dalam kemitraan pengelolaan sampah. Tidak hanya regulasi, termasuk di dalamnya investasi, perlu memberikan insentif bagi perusahaan yang mematuhi standar lingkungan, dan pada saat yang sama, memberlakukan sanksi tegas kepada pelaku yang merusak lingkungan,” kata Ibas, demikian ia akrab dikenal, dalam Rapat Kerja Komidi XII dengan KLH, ditulis Kamis (6/2/2025).
Ia menyatakan, dengan pemberian insentif itu, ekosistem yang teratur, berkelanjutan, dan ramah lingkungan untuk kesehatan dan lingkungan asri Indonesia bisa diciptakan. Hal ini penting, karena menjaga lingkungan adalah bagian dari strategi nasional untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Ibas pun menyinggung dokumenter produksi Barack Obama berjudul “Our Ocean”, yang menyoroti upaya global dalam melestarikan laut sebagai ekosistem vital yang terancam oleh perubahan iklim, polusi, dan eksploitasi berlebihan.
“Wajah negara ini, salah satunya juga ditentukan oleh lingkungan dan kebersihannya. Asri, sejauh mana? Itu bisa menjadi impresi dunia,” ujarnya.
![](https://assets.kedaipena.com/images/2025/02/dc926939f5f74f1c0770e68bdafe0793.jpg)
Di sisi lain, ia pun menekankan bahwa perhatian pada lingkungan tidak hanya ditujukan untuk pengunjung suatu wilayah yang tinggal dalam jangka pendek atau jangka panjang.
“Kita ingin Indonesia menjadi rumah untuk kehidupan,” ujarnya lagi.
Untuk itu, ia mengatakan diperlukan mindset baru, edukasi, regulasi, dan sistem yang mendukung, serta gerakan besar bersama untuk masa depan lingkungan Indonesia.
“Dan yang pasti, diperlukan keberpihakan fiskal serta alokasi anggaran yang sesuai, mulai dari tingkat pusat hingga daerah,” kata Ibas lebih lanjut.
Ia mengaku optimis meski anggaran Kementerian Lingkungan Hidup dipangkas, namun dengan pendekatan inovatif maka hasil yang optimal pun tetap bisa dicapai. Misalnya, melalui tempat pembuangan sampah terpadu berbasis teknologi dengan skala yang disesuaikan dengan kewilayahan.
“Indonesia pun perlu mengambil peran strategis di pasar karbon global. Saya berharap tindak lanjut dari COP-29 dapat mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menangani isu perubahan iklim melalui partisipasi di forum internasional tersebut,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa