KedaiPena.com – Anggota Komisi X DPR RI, Fraksi PDIP, Putra Nababan menyampaikan Panja Pendidikan akan mengundang para pakar pendidikan, untuk mendapatkan rekomendasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
“Yang paling penting adalah output dari Panja biaya pendidikan ini,” kata Putra di Jakarta, Minggu (23/6/2024).
Ia berharap fakta-fakta yang selama ini sudah sangat dirasakan dan dilihat oleh Komisi X DPR dapat dielaborasi dengan pemikiran para pakar pendidikan yang telah diundang masukannya di dalam rapat Panja.
Salah satunya, terkait adanya dana di bendahara umum negara dan juga dana-dana lain sebesar Rp52 triliun, yang harusnya bisa digelontorkan untuk kepentingan pendidikan. Namun tidak pernah digunakan selama 4 tahun terakhir ini.
Selain itu, juga terkait Transfer Keuangan ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang ternyata setelah dicek ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), tidak memiliki pelaporan yang jelas. Padahal jumlah dana tersebut sangat besar, yakni Rp350 sekian triliun.
“Pentingnya rekomendasi Panja Pembiayaan Pendidikan ini menghasilkan satu keputusan, yang dapat menyatukan semua pihak, baik Pemerintah, DPR, dan pihak terkait lainnya,” ujarnya.
Panda menceritakan pengalaman kunjungan kerjanya ke Finlandia, salah satu negara di Eropa yang terbilang sukses pendidikannya. Ada 9 partai politik di sana, baik itu pendukung Pemerintah maupun oposisi, semuanya bersatu ketika berbicara tentang pendidikan.
“Saya sempat terpukau tapi tidak lama, karena saya juga ingat, tahun 2000 sekian, kita juga bersatu untuk pendidikan 20 persen. Kita sama, sepakat semuanya. Bahkan itu sudah masuk dalam konstitusi negara kita 20 persen,” ujarnya lagi.
Yang jadi masalah, lanjutnya, 20 persen pendidikan ini tidak transparan, njelimet dan tidak memberikan sepenuhnya untuk rakyat Indonesia.
“DPR sebagai pembuat undang-undang, memberikan rekomendasi panja agar dapat digunakan oleh pemerintahan periode berikutnya,” kata Panda.
Ia pun mencontohkan solusi pengambilan kebijakan di Singapura yang benar-benar mengacu pada data dana riset. Bahkan Singapura, walau cuma negara kecil, namun sangat rajin belajar dari pengalaman negara lain.
“Pihaknya harus riset untuk mengetahui, what would be the next challenge, tantangan Singapura berikutnya apa. Mereka sampai kayak gitu. Jadi semua problematik yang ada di Indonesia, mereka sudah lewati. Mereka sudah tahu jalan keluarnya, solusinya. Sekarang tugas mereka, tantangan mereka adalah mencari kemungkinan tantangan berikutnya apa,” paparnya.
Untuk itu, Panda mendorong agar isi argumen rekomendasi dalam Panja Pembiayaan Pendidikan ini benar-benar tegas, terang benderang, dan bisa dipahami masyarakat. Yang lebih penting, dapat menggerakkan komisi-komisi lain, fraksi-fraksi lain di DPR bahwa untuk pendidikan, DPR satu dan bersepakat.
“Tendangan yang sangat kuat, pukulan terakhir dari komisi kita, untuk bisa menggugah kita-kita yang ada di DPR semuanya dan Pemerintah khususnya, serta Pemerintah Daerah,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa