KedaiPena.com – Anggota Komisi VI DPR RI, Fraksi PKS, Amin Ak menekankan kepada pemerintah untuk mengantisipasi dampak ekonomi konflik Iran-Israel di Timur Tengah. Utamanya terkait mitigasi dalam menjaga ketersediaan pasokan minyak domestik.
Meskipun Indonesia tidak mengimpor minyak dari Iran, dirinya yang juga anggota Panja Energi DPR RI mengingatkan, pasokan minyak global dapat terpengaruh karena Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
“Pemerintah harus memastikan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan dalam negeri terjaga dengan baik,” kata Amin dalam keterangan resminya, Sabtu (20/4/2024).
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, kebutuhan minyak di Indonesia saat ini mencapai sekitar 1,4 juta barel per hari. Sementara produksi minyak domestik hanya berkisar 612 ribu barel per hari.
Kondisi tersebut membuat Indonesia memerlukan impor komoditas minya hingga 788 ribu barel per hari. Adapun di 2023, rata-rata impor hasil minyak mencapai sekitar 2,16 juta ton per bulan, dan impor minyak mentah rata-rata 1,48 juta ton.
Amin memperingatkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekaligus potensi kenaikan harga minyak dunia akibat eskalasi konflik dapat menguras cadangan devisa Indonesia.
“Melindungi (hedging) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS perlu dilakukan juga, agar cadangan devisa tidak tergerus,” ujarnya.
Selain itu, nilai tukar rupiah yang melemah dan harga minyak naik bisa membuat anggaran subsidi atau kompensasi meningkat. Karena itu, kenaikan harga minyak dunia berpotensi memberatkan APBN 2024, karena anggaran subsidi energi yang akan membengkak.
Di sisi lain, pengurangan atau penghapusan subsidi energi dapat membebani masyarakat. Pasalnya, ada potensi efek berantai negatif harga kebutuhan pokok yang meningkat di dalam negeri.
Untuk menghadapi situasi ini, Amin menyarankan pemerintah untuk membangun rantai pasok yang lebih resilien, termasuk memastikan pasokan pangan dan energi tetap berjalan lancar. Investasi dalam sumber energi alternatif, rute baru, dan infrastruktur logistik dapat memperkuat rantai pasok global.
Wakil Rakyat dari Dapil Jatim IV (Kabupaten Jember dan Lumajang) itu pun mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai lonjakan inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga energi, yang mungkin diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Rantai pasok global yang terganggu oleh perang dapat menyebabkan produsen mencari bahan baku dari tempat lain. Yang pada gilirannya meningkatkan biaya produksi dan membebankan biaya tersebut kepada konsumen,” ujarnya lagi.
Amin juga mengingatkan, dampak kurs rupiah yang tidak ditangani dengan tepat dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengingat tingginya utang luar negeri, termasuk utang pemerintah, BUMN, dan swasta.
Terakhir, dia menyerukan pemerintah untuk mendorong pemerintah untuk bisa menyerukan deeskalasi dan pengendalian diri di antara negara-negara yang terlibat dalam konflik di Timur Tengah.
“Komunikasi intensif dengan pemimpin dunia, termasuk Iran, Arab Saudi, Yordania, Mesir, dan negara-negara Eropa, diperlukan untuk menegaskan pentingnya menahan diri dan mengurangi eskalasi konflik,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa