KedaiPena.Com -Â Wakil Ketua Komisi Agama DPR RI, Sodik Muhajid, menduga bahwa tragedi bom panci yang meledak di Taman Pandawa, Jalan Arjuna, Kota Bandung, Selasa (27/3), merupakan rekayasa yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
Pasalnya, kata dia, dirinya atau siapapun yang sudah pernah terlibat langsung dalam dinamika umat, keamanan dan pemerintah pasti dapat merasakan tersebut.
Terlebih lagi, jika melihat jejak rekam dari zaman orde lama, awal orde baru dan sekarang gaya pemerintahan Jokowi.
“‘Feeling’ saya itu adalah rekayasa,” papar dia kepada KedaiPena.Com, di Jakarta, Senin (27/2)
Serangan bom panci tersebut, lanjut dia, juga sangat jelas bertujuan untuk menarik perhatian Raja Arab Salman.
Karena, seperti yang diketahui salah satu agenda pembicaraan Presiden dengan Raja Salman adalah pemberantasan terorisme.
“Itu untuk bahan ‘bargaining’ bahwa ISIS atau terorisme sudah sampai ke Indonesia. Dan kami (Pemerintah) siap untuk memberantasnya,” beber Politikus Gerindra ini.
Masih dikatakan Sodik, dari pada pemerintah melakukan hal-hal seperti itu, sebaiknya mereka dapat melaksanakan tugas sesuai dengan arah visi Nawacita.
“Jangan mengulangi kesalahan dalam rezim-rezim yang pernah terjadi. Membangun konflik horizontal dan rekayasa terorisme,” geram dia.
“Namun, ini hanya salah satu dugaan saya atas alasan rekayasa teror bom di Bandung,” tutup dia.
Sebagaimana diketahui, aparat kepolisian berhasil melumpuhkan pelaku teror bom panci di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendok, Bandung. Pelaku sempat bersembunyi di kantor kelurahan.
Saat dikepung pelaku sempat membakar sebuah ruangan di lantai dua kelurahan. Ledakan dan letusan beberapa kali terjadi. Akhirnya oleh polisi pelaku dilumpuhkan karena terus melawan.
“Bom panci ‘low explosive’ diledakkan salah satu pelaku,” ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan di lokasi kejadian, Senin (27/2).
Anton mengatakan jika melihat pola beraksi dan jenis bahan peledak digunakan diketahui pelaku merupakan jaringan lama.
“Pelaku jaringan lama, dari JAT (Jamaah Ansharut Tauhid),” tuturnya.
Laporan: Muhammad Hafidh