KedaiPena.Com – Di tahun 2016, Pusat Konservasi Gajah (PKG) atau yang dulu disebut Pusat Latihan Gajah (PLG) mendapatkan anggaran dari pemerintah sekitar Rp2 miliar.Â
Hal itu dipakai untuk banyak hal, mulai dari pakan 62 gajah ‎jinak, gaji karyawan, pengembangan wisata, dan lain-lain. ‎Ke depan, mereka berharap‎ bisa mendapatkan anggaran lebih besar.‎
Demikian dikatakan ‎Koordinator Pusat Konservasi Gajah (PKG), Devi Krismurniati saat ditemui KedaiPena.Com di sela Jelajah Way Kambas, belum lama ini.‎
“Karena kita tidak hanya mengurusi gajah-gajah jinak, tapi mungkin nanti ada tambahan gajah dari hasil rescue. Apabila ada gajah liar yang perlu bantuan dan kita harus membantu pengobatan gajah liar tersebut, hal-hal tersebut memang di luar jangkauan kita, jadi hal-hal yang seperti itu yang harus kita pikirkan lagi,” jelas Devi.Â
Belum lagi soal pakan. Selama ini, mereka hanya memberi makanan seadanya atau yang biasa disebut ‘snack’ yang hanya diberikan pada waktu malam hari.
“Sementara pada siang hari, gajah-gajah itu ‘diangon’ ke dalam kawasan. Tapi ketika malam hari, petugas juga harus istirahat, dan hanya makanan tambahan,” imbuhnya.
‎”Makanya kita berusaha untuk mendapatkan bantuan untuk membuat semacam kebon pangan gajah yang nantinya bisa mendorong ke swasembada pakan,” Devi melanjutkan.
Ia melanjutkan, untuk menutupi kekurangan anggaran, PKG pun membuka diri terhadap bantuan pihak luar. Sebut saja bantuan kolam minum yang diberikan BRIÂ dan dari pihak yang lainnya.
“Bantuan itu bisa membantu kita sedikit untuk lebih bisa sehat lagi minumnya gajah,” tandasnya.
Intinya, tegas Devi, pihaknya berusaha, bagaimanapun caranya supaya bisa swasembada pangan.
“Karena untuk sehat, gajah butuh stamina dan kebutuhan makan yang cukup dan minuman yang sehat di sini,‎” pungkas dia.
Laporan: Rara Ar Rayyan
Foto: Rara Ar Rayyan