KedaiPena.Com – Penduduk Swiss, di mana kantor FIFA berada, berjumlah sekitar 8 juta jiwa. Banyak dari mereka adalah pecinta sepak bola.
Sementara penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 250 juta jiwa dan 150 juta diantaranya adalah penggila sepak bola.
“Menurut seorang teman baru kami (di Swiss), musim kompetisi sepak bola merupakan musim yang seru,” kata Ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI), Sarman El Hakim kepada KedaiPena.Com, ditulis Sabtu (5/4/2018).
Sarman memang baru saja mengunjungi markas federasi sepak bola dunia atau FIFA di Swiss untuk meminta Indonesia dijadikan tuan rumah sepakbola 2022.
‘Dan ketika saya menceritakan bahwa musim kompetisi sepak bola di Indonesia melibatkan sekitar 150 juta penggila bola, matanya membelalak kaget dan teriak. ‘Wow, i can’t imagine how crowd it was’,” cerita Sarman.
Sepak bola dan 150 juta penggemarnya adalah aset Indonesia yang tidak dimiliki oleh banyak negara lain. Bagai sebuah sumber daya yang bila dikelola dengan baik, sambung dia, maka tentunya akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi Indonesia.
“Sayangnya, setiap kali musim kompetisi sepak bola, kita hanya menjadi penggila tanpa memiliki daya. Mengikuti euforia permainan pihak-pihak tertentu tanpa kritik signifikan demi memajukan sepak bola,” kecewanya.
Bila terus seperti ini, maka bukan tidak mungkin sepak bola akan semakin kehilangan ruhnya. Tanpa ruh, maka tak ada kehidupan.
“Dengan kata lain, sepak bola akan mati suatu saat nanti. Anda rela hidup tanpa sepak bola?,” tandas Sarman.
Laporan: Muhammad Hafidh