KedaiPena.com – Keragaman dan keindahan Indonesia Timur tak hanya menjanjikan biodiversitas melimpah. Tapi juga menjadi daya tarik bagi para investor untuk datang dan melakukan aktivitas di wilayah tersebut. Tentunya, jika dilakukan selaras dengan alam, pengembangan wilayah ini akan menjadi bagian penting untuk mensejahterakan masyarakat setempat. Jika tidak selaras, maka kehancuran dan hilangnya biodiversitas merupakan hal pasti yang akan terjadi di Indonesia Timur.
Dewan Pengawas Forest Watch Indonesia (FWI) Abdon Nababan menyatakan Indonesia Timur menghadapi hal yang sama dengan wilayah Indonesia lainnya.
“Yaitu mereka juga menghadapi pihak-pihak yang datang dari luar wilayah mereka, yang datang hanya untuk mengeksploitasi dan mengekstraksi sumber daya alam Indonesia Timur untuk dibawa kembali ke wilayah asal mereka. Dan pihak-pihak ini memiliki dukungan kekuatan politik, yang menyulitkan masyarakat adat untuk melawan,” kata Abdon dalam acara Forexpo 2021 yang digagas oleh Forest Watch Indonesia, Rabu (1/12/2021).
Kedatangan pihak lain ini, telah menyebabkan perubahan lingkungan dan penghancuran ekologi yang masif.
“Sebagai contoh di Maluku Utara, kita melihat pergerakan tambang yang terus berekspansi menghabiskan ruang hidup rakyat yang selama ini dikelola dengan nilai-nilai adat. Atau di Aru, ada konsesi tebu dan peternakan,” ungkapnya miris.
Kejadian ini menyebabkan Indonesia Timur harus menghadapi ancaman yang serius dan memunculkan peringatan akan potensi kehancuran alam.
“Ancaman ini di depan mata. Walau kita lihat semua daerah ini tutupan hutannya masih luas, tapi peta ekstraksi yang menunjukkan perizinan konsesi hutan menunjukkan bahwa hanya tinggal menunggu waktu saja bagi alam Indonesia Timur untuk hancur,” ucap Abdon.
Ia memaparkan dalam perjalanannya di Indonesia Timur sejak tahun 1990an, ia melihat bahwa Indonesia memiliki keragaman sumber daya dan adat budaya yang tinggi.
“Keduanya ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Setiap bagiannya merupakan ujung tombak dalam menjaga kelestarian alam Indonesia Timur tetap bisa lestari dan menghidupi penghuninya. Dengan sistem adat mereka yang lestari secara turun menurun,” ucapnya lagi.
Ia menyebutkan paling tidak ada lima karakter pokok dari sumber daya Indonesia Timur yang bisa menggambarkan manusia sejati nusantara.
“Pertama, memiliki koneksi sangat kuat dengan sang penciptanya, tak peduli bagaimana penyebutan sang penciptanya. Kedua, masyarakat Indonesia Timur sangat kuat menjaga keterhubungan dengan leluhurnya. Ketiga, memiliki keterikatan dengan berbagai unsur alam yang mendorong mereka sangat sensitif dengan perubahan alam disekitarnya. Keempat, masyarakat adat Indonesia Timur ini sangat kuat kekerabatannya, baik dalam suku maupun komunitas yang lebih kecil. Dan kelima, mereka masih memberikan penghormatan pada makhluk lainnya,” urainya.
Karakter manusia ini terwujud dalam budaya adat mereka sehingga mereka terikat dengan alam dalam menghidupi kehidupan mereka sehari-hari.
“Seharusnya lah, sistem ini yang kita pergunakan dalam menjaga nusantara Indonesia. Dan belum terlambat bagi kita semua untuk mulai lebih menjaga wilayah Indonesia Timur agar tidak ikut hancur,” kata Abdon.
Ia mengakui bahwa pembangunan bukan lah hal yang harus diabaikan. Karena memang pembangunan adalah amanat negara.
“Tapi, pembangunan di Indonesia Timur harus berdasarkan pengembangan secara budaya dan berbasis hak adat. Dan pemerintah harus menjadi mitra dari masyarakat adat dalam mengembangkan wilayah timur Indonesia ini,” pungkasnya.
Laporan : Natasha