KedaiPena.Com- Jatuhnya nilai saham Gojek Tokopedia (GOTO) memantik beragam analisis dari sejumlah kalangan termasuk kalangan ekonom. Dikutip dari data RTI, Senin (5/12/2022), saham GOTO turun 9 poin atau berada di angka 6,82% ke level Rp 123. Pelemahan saham GOTO berlanjut sejak pekan lalu yang juga Auto Reject Bawah (ARB) di level Rp 141.
Volume saham GOTO yang ditransaksikan kemarin (5/12) mencapai 143,29 juta lembar dengan transaksi Rp 17,63 miliar. Kapitalisasi pasar GOTO tercatat Rp 145 triliun.
Pengamat Ekonomi, Yanuar Rizky memberikan sejumlah catatannya yang dituangkan dalam media sosial pribadinya. Dilihat dari Facebooknya, Yanuar menilai, kejatuhan nilai saham GOTO harus dilihat dari sejumlah variabel termasuk variabel dugaan kepentingan bisnis pragmatis.
“Riuh juga ya yang membahas jatuhnya saham GOTO,” cuit Yanuar mengawali komentarnya di laman Facebooknya, Selasa,(6/12/2022).
Lebih jauh Yanuar memaparkan bahwa jatuhnya nilai saham GOTO boleh jadi atau patut diduga karena adanya conflict of interest yang cukup kuat di dalamnya.
“Gini ya, rontoknya saham itu harus dilihat dari kepentingan, yang menyebabkan munculnya motif untuk keuntungan pihak tertentu. Lalu, transaksi kepentingan, yang melahirkan modus konflik kepentingan antara para pihak dalam skenario exit strategy “uang siapa, dimakan siapa”,” urai Yanuar.
Peristiwa hari ini, menurutnya, harus dilihat sebagai pola antar waktu (sub sequent event)
“Pola, motif dan modus, sudah saya kemukakan secara teknis di status lama fesbuk saya ini,” ungkapnya.
Sebenarnya apa yang tengah terjadi dibalik kondisi ini, kata dia, hal itulah yang mesti dijadikan bahan analisis agar tercipta pemahaman yang utuh.
“Satu saja yang perlu dipahami, betul harga GoTo jatuh dari harga IPOnya. Tapi, harga IPO itu terkerek oleh peristiwa Akuntansi Revaluasi Aset, yaitu goodwill yang diakibatkan masuknya investor baru dalam pra-IPO, yaitu Telkom via Telkomsel. Posisi saya, dari sisi analis, tak akan berubah seperti ketika saya dicecar oleh anggota Panja DPR, bahwa itu adalah dongkrak antik saham GoTo,” papar Yanuar.
“Anda juga perlu ingat, jatuh harga GoTo sampai level pak Ogah sekalipun “cepek dulu dong…” bagi pemegang kepentingan yang akan exit dari investasi awal (founder, venture capiral, dan yang dibagi saham karena afiliasi kekuasaan) tetap cuan untung gede,” sambungnya.
Di satu grup, Yanuar mengungkapkan, ada aktivis 98, eks anggota DPR bilang sebagai investor buat dia ini saatnya nyendok (raup keuntungan), yang rugi Telkom tapi itu biar diurus KPK.
“Itulah, yang terjadi saat ini, retail pun nunggu kemenyan akan ada borongan baru oleh “mesin uang kekuasaan” dengan alasan harga murah, dan terpicu terjebaknya Telkom via konsolidasi Telkomsel untuk window dressing tiap penutupan buku siklus akuntansi laporan keuangan. Itu yang saya gugat di panja DPR, apa gitu tugas BUMN menjadi stabilisator harga mendongkrak valuasi dan menjaga harganya di tiap waktu penggorengannya?” tandasnya.
Yanuar juga mempertanyakan apakah jatuhnya nilai saham GoTo terkait soal paradigma politik ekonomi negara.
“Kedaulatan digital, omong kosong kalo nilai tambah riil ke perbaikan reformasi strukrural ekonomi ZERO! Yang ada, asal kita kebagian aja Cuan… itu paradigma Retail. Itu pula kenapa dulu IPO saham KRAS ribut, karena retail ngak kebagian. Itu, yang sekarang dibuat goto ini sahamnya dalam lembar sampe ke langit ketujuh dicetak, agar ada juga cipratan minyak goreng ke retail,” sindir Yanuar.
Jadi, kata dia, suka tak suka akan jadi catatan sejarah rezim kekuasaan.
“Kekuasaan sunatullah dipergilirkan, sampai minyak goreng tak ada dan retail pun suatu saat yang pegang terakhir akan teriak go to hell dalam memaki? Ya, waktu Krakatau saya menulis di Kompas, tulisan ini cuman credential aja buat tim hore mas menteri dan kakaknya “gw bukan anak kemarin sore soal ginian…. ”
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2010/11/13/02590549/erupsi-saham-krakatau-steel
Harus ada yang berani melawan secara kelas (perang kelas) ditengah jualan ateng yang sok suci dalam politik,” tegas Yanuar mengakhiri komentarnya di laman Facebooknya.
Laporan: Tim Kedai Pena