KedaiPena.Com – Suti, Ibunda mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Niswatul Umma korban tewas kecelakaan truk di jalan Graha Raya Pondok Aren sedih. Sebab, Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut putrinya menjadi tersangka dalam kasus tersebut.
“Kenapa mobil truk tersebut melintas di waktu jam segitu yang harusnya tidak boleh melintas, yang dimana orang-orang ramai sedang melintas pulang kerja, anak-anak sekolah dan kuliah sedang menuju pulang kerumah,” ujar Suti kepada wartawan di rumahnya, RT 002 RW 004, Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Sabtu (16/11/2019).
Harusnya, sesuai peraturan yang berlaku, truk melintas di jam yang sudah ditentukan, dari jam 09.00 malam sampai jam 05.00 pagi. Suti juga mengatakan, pihak keluarga sedih lantaran kehilangan anak yang disayang. Sudah begitu, masih juga anaknya dijadikan tersangka.
“Kenapa anak kita ditetapkan bersalah. Secara kronologis meskipun tidak mengetahui detail, sebenarnya nggak ikhlas kalau anak saya disalahkan, yang nabrak (truk). Tidak adil dong,” imbuhnya.
“Nyawa almarhumah sudah direnggut, masak ditetapkan sebagai tersangka. Seharusnya langkah ke depan harus dibicarakan dengan keluarga, agar bisa menentukan bagaimana ke depannya,” ungkap Suti.
Suti turut pertanyakan kenapa mobil muatan besar dapat melintas di jam yang tidak ditentukan. Apalagi, kecelakaan putrinya terjadi pada pukul 15.45 WIB. Dirinya menyayangkan truk melintas di jam tersebut, karena lalu lintas sedang ramai-ramainya.
Meskipun, Suti melanjutkan, pihak keluarga mengikhlaskan jika supir truk dibebaskan. Hal ini didasari rasa kasihan terhadap keluarga si supir.
“Karena pihak supir juga punya keluarga, sama-sama kita punya keluarga, karena saya hidup di jalanan, walaupun terjadi kepada keluarga saya ya mau bagaimana,” lirihnya.
Ke depan, ia berharap agar pemerintah lebih tegas untuk menerapkan peraturan. Tidak pilah-pilih.
Sosok Almarhumah di Mata Keluarga
Suti masih ingat betul sosok anaknya. Di mata dia, Niswatul Umma adalah sosok yang tidak neko-neko, baik, dan penurut.
“Anaknya baik, pendiam, nggak neko-neko, dia rajin belajar.Walaupun masih terbayang biasanya almarhum sering berantem dengan adiknya,” Suti menambahkan.
“Masalah ikhlas nggak ikhlas, dari suami dan anak pertama sudah mengikhlaskan, ya harus mengikhlaskan,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan