KedaiPena.Com- Anggota DPR RI dari fraksi partai Gerindra Abdul Wachid
meminta Pemerintah untuk tidak lagi menggunakan skema impor dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Pasalnya, kata anak buah Prabowo Subianto ini , skema impor pangan hanya akan menguntungkan segelintir pihak atau kelompok tertentu saja.
“Mau sampai kapan negeri Gemah Ripah Loh Jinawi ini akan tergantung impor pangan dari negara luar. Kurang apa kekayaan negeri ini, segala sumber daya alam melimpah ruah mulai dari energi matahari, air dan banyak lagi. Kan ironi kalau pada kenyataannya negeri potongan surga ini mesti tergantung pada negara lain dalam urusan pangan ini,” kata Wahid, Senin, (25/1/2021).
Selama ini, lanjut Wachid, dengan adanya impor pangan bukan berarti rakyat dibawah dapat terselesaikan segala persoalannya.
“Yang ada justru para elit dan segelintir pengusahalah yang menikmati keuntungan dari adanya kebijakan import pangan selama ini,” sindir Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah (Jateng) ini.
Wachid yang kini duduk di Komisi VIII DPR ini menekankan agar Pemerintah kembali ke visi besar bangsa dan negara ini terkait pangan.
“Yaitu mendorong swasembada pangan secara komprehensif mulai kebijakan dari hulu sampai hilirnya dibuat secara benar. Jangan lagi ada kebijakan pangan yang bersifat sporadis, instant dalam artian selalu menggunakan kebijakan import ketika terjadi kelangkaan pangan,” tandasnya.
Wachid mengaku prihatin ketika mendengar sejumlah bahan pangan mengalami kelangkaan dan harganya melonjak tinggi.
“Kemarin kita ramai soal kedelai, masa hanya kedelai saja kita mesti import, dulu eranya pak Harto gak terdengar itu yang namanya import kedelai, daging juga langka kemarin. Ini ada yang salah dalam tata kelola pangan kalau saya amati. Saya kira Pemerintah harus menyetop kebijakan import pangan kalau tidak maka itu hanya akan jadi bumerang di kemudian hari yang akan dirasakan generasi kita selanjutnya,” tegas Wachid.
Wachid juga mengingatkan agar persoalan pangan dijadikan skala prioritas oleh pemerintah. Sebab, kata dia, pangan merupakan sumber utama pendukung kehidupan ini akan mengalami krisis dimasa depan jika tidak segera dilakuan antisipasi sejak dini.
“Badan pangan dunia (Food and Agriculture Organitation/FAO) bahkan sudah memprediksi bahwa persoalan pangan dalam 20 tahun ke depan akan jadi persoalan utama di dunia. Itu artinya kita sebagai negara yang berlimpah berbagai macam komoditas pangan mesti memikirkan ke depan mesti bagaimana menghadapi apa yang diingatkan FAO itu. Saya kira konsep swasembada pangan mesti jadi pilihan utama,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh