KedaiPena.Com- Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR optimis target Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait produksi percepatan penggunaan kendaraan listrik sebanyak 2 juta unit sepeda motor di Tanah Air pada 2025 akan dapat tercapai.
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Golkar Mukhtarudin mendukung penggunaan motor listrik lantaran dapat berkontribusi untuk pengurangan emisi seiring tren kendaraan ramah lingkungan di dunia.
“Maka tentu kita optimis target penjualan dua juta unit motor listrik pada 2025 mendatang bisa dicapai,” beber Mukhtarudin, Senin,(17/10/2022).
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengaku animo dari para investor untuk membuka fasilitas produksi motor di Indonesia dengan teknologi sejenis cukup besar. Apalagi saat ini telah tersedia 35 pabrikan otomotif yang siap melakukan hal tersebut.
“Kalau 1 juta pertahun, maka dengan kapasitas produksi yang ada, tentu bisa jadi 2 juta unit hingga tahun depan,” jelas Mukhtarudin.
Sebelumnya, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa pihaknya saat ini telah melakukan pendalaman terkait dengan industri kendaraan listrik atau electric vehicle, mengingat target produksi 2 juta unit sepeda motor listrik ini, pertama kali dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Jadi, khusus untuk roda dua, ada target dari bapak Presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa segera memproduksi dua juta unit motor listrik pada 2025,” ungkap Agus Gumiwang, Sabtu (15/10/2022).
Menperin menyampaikan, langkah ini juga dilalukan dalam upaya mencapai target Indonesia menurunkan emisi sebanyak 29% di 2030 dan mencapai target emisi nol atau net zero emission pada 2060.
Karenanya, Agus menegaskan, perlunya penguatan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir, sehingga Indonesia mampu menjadi produsen hub kendaraan listrik di wilayah ASEAN dan Oceania.
“Kami memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri yang turut serta membangun ekosistem kendaraan listrik, khususnya motor listrik di tanah air,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Laporan: Muhammad Hafidh