KedaiPena.com – Upaya untuk meningkatkan kualitas perikanan Indonesia tak hanya dilakukan dengan pengetatan pengawasan di pintu masuk negara seperti di bandara atau pelabuhan, tapi juga melalui tindakan preventif pada ancaman hama penyakit ikan (HPIK).
Kepala BKIPM Yogyakarta, Edi Santoso menyebutkan upaya preventif ini juga dilakukan oleh Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Yogyakarta, ditambahkan dengan pemantauan pada pelaku budidaya ikan.
“Kegiatan pemantauan ini bagian dari peran BKIPM sebagai quality assurance produk kelautan dan perikanan. Kita lakukan pemantauan agar produk para pembudidaya aman dari penyakit dan produknya tetap bermutu. Salah satunya, yang baru saja kita lakukan adalah di Cilacap,” kata Edi melalui keterangan tertulis, Minggu (13/3/2022).
Kegiatan pemantauan ke pembudidaya ini, lanjutnya, dilaksanakan selama 3 hari dengan 6 lokasi titik pemantauan yang ditentukan secara acak. Seperti di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, pengecekan dilakukan di kolam budidaya gurami dan lele. Sementara di Desa Karangdadap, Kecamatan Kroya, pemantauan menyasar kegiatan budidaya gurami.
“Kita lakukan juga di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya dan Desa Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap untuk komoditas udang, guppy dan cupang,” urainya.
Dalam kesempatan tersebut, target pengujian tim lapangan BKIPM Yogyakarta ialah pengambilan sampel ikan gurami, dengan target Aeromonas salmonicida, Nocardia seriolae, Infectious Spleen and Kidney Necrosis Virus (ISKNV), Tilapia Lake Virus (TiLV). Kemudian ikan lele dengan target pemeriksaan Aeromonas salmonicida, Edwardsiella ictaluri, Yersinia ruckeri serta udang vaname dengan target Vibrio parahaemolyticus, Acute Hepatopancreatic Necrosis Disesase (AHPND), White Spot Syndrome Virus (WSSV), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV), Taura Syndrome Virus (TSV), Decapod Iridescent Virus 1 (DIV 1), Yellow head disease (YHD), Enterocytozoon hepatopenaei (EHP).
Selanjutnya ikan cupang dengan target Infectious Spleen and Kidney Necrosis Virus (ISKNV) serta ikan guppy diperiksa ada atau tidaknya Infectious Spleen and Kidney Necrosis Virus (ISKNV), Spring Viremia of Carp Virus (SVC), dan Viral Nervous Necrosis (VNN).
“Pemeriksaan ini untuk menjaga kepercayaan konsumen bahwa ikan-ikan dari Cilacap aman, bebas virus dan penyakit ikan,” tutupnya.
Laporan: Natasha