KedaiPena.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menorehkan sejarah dengan menerima amanah pengelolaan Dam jamaah Haji Indonesia, yang harapannya dapat membantu menyelesaikan masalah di Indonesia, terutama dalam kasus stunting dan kemiskinan ekstrem.
Wakil Ketua BAZNAS, Mo Mahdum menyampaikan terima kasihnya atas amanah dari Kementerian Agama yang mempercayakan pengelolaan Dam Jamaah Haji Indonesia.
“BAZNAS ingin membawa Dam ini ke Indonesia adalah karena kepatuhan atas regulasi yang ada dan kepatutan agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia,” kata Mahdum saat konferensi pers daring, Sabtu (1/6/2023).
Ia mengemukakan jika dibandingkan dengan masyarakat Arab, tentunya masyarakat Indonesia masih jauh tingkat kesejahteraannya. Dimana masih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan gizi yang lebih baik.
“Jika dibawa ke Indonesia, maka Dam itu akan bisa memberikan manfaat kesehatan dan juga ekonomi, pada wilayah miskin dan terpencil,” ungkapnya.
Ia menyatakan potensi nilai Dam umat Haji Indonesia adalah 230 ribu ekor kambing atau senilai dengan Rp500 miliar.
“Harapannya, semua bisa membayarkan Dam-nya melalui BAZNAS. Lalu kita akan memotongnya disana, tapi akan kita kemas untuk didistribusikan di Indonesia. Ujungnya, adalah pengelolaan Dam yang lebih efisien,” ungkap Mahdum.
Pimpinan BAZNAS, Saidah Sakwan menyatakan pengelolaan Dam Haji ini akan memberikan nilai kebermanfaatan bagi masyarakat.
“Ini patut kita syukuri. Dimana jamaah haji bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia,” kata Saidah.
Ia juga menyampaikan bahwa BAZNAS akan mengelola Dam ini dengan 3A. Yaitu, Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI.
“Kepentingan Indonesia akan menjadi prioritas dalam ekonomi haji, yang didasarkan pada ketentuan agama dan juga regulasi yang berlaku,” ucapnya.
Ia menyatakan kebermanfaatan ekonomi haji ini akan digunakan untuk menyelesaikan permasalah yang ada di Indonesia.
“Yang pertama adalah ditargetkan untuk penurunan kemiskinan. Dan yang kedua adalah angka stunting,” ucapnya lagi.
Saidah menyatakan daging Dam ini akan diolah terlebih dahulu menjadi makanan ready to eat, baru setelahnya dikirimkan ke Indonesia.
“Nanti kita akan bekerjasama dengan Kemenko PMA, Setwapres, BKKBN, Kementerian Agama, badan pengelola perbatasan, dan ormas-ormas yang ada, untuk mendistribusikan daging dam yang sudah ready to eat ini ke daerah yang membutuhkan baik untuk wilayah stunting, wilayah kemiskinan ekstrem dan wilayah perbatasan yang sulit akses,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa