KedaiPena.Com – Di tengah samudera kemudahan mengakses informasi, pengetahuan hingga rekreasi cyber melalui teknologi internet, para Generasi Z Indonesia sebagai pribumi digital (digital natives), sekaligus pemilik sah masa depan bangsa, sesungguhnya menghadapi tantangan serius yang tidak ringan.
Sebagai kelompok anak, banyak diantara Generasi Z ini terus saja dikepung oleh beragam klaster ancaman yang menganga. Di antaranya pornografi dan perilaku seks menyimpang, kekerasan dalam beragam bentuknya, paham intoleran, narkoba, gaya hidup hedonis/permisip/instan, penelantaran anak, dan perilaku salah terhadap anak.
Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nasional (JARANAN) Nanang Djamaludin memaparkan hal itu dalam kegiatan “Sosialisasi Cara Cerdas Berinternet Cerdas”, berrtema “Menjadi Generasi Z yang Paham Dampak Negatif dan Positif dari Internet”, pada Rabu (21/8/2019)
Kegiatan itu kerjasama Sudin Pusip Jakut dengan JARANAN. Kali ini dilakukan dihadapan siswa-siswi dan para guru SMPN 30 Jakarta Utara yang memadati ruang aula SMPN 30 yang dikenal sebagai sekolah dengan beragam prestasi membanggakan itu.
Lewat presentasi berjudul “Generasi Z Indonesia, Pemilik Sah dan Tumpuan Masa Depan Bangsa yang Gemilang”, Nanang menyebut sebagian besar klaster ancaman terhadap Generasi Z itu beririsan, baik langsung maupun tidak, dengan kenyataan diri Generasi Z dan ekosistim sosial masyarakat sekelilingnya yang rata-rata merupakan pengguna internet.
“Spektrum kontens informasi dan hiburan yang dapat diakses dan disebar melalui internet pun amatlah luas. Dari yang mampu berdampak positif hingga yang bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan kapasitas pengetahuan, sikap dan karakter Generasi Z,” jelas konsultan keayahbundaan dan perlindungan anak itu.
Aneka tantangan Generasi Z Indonesia untuk meraih masa depan Indonesia yang gemilang itu, singgungnya, menjadi kian menebal jika diperhadapkan dengan akan tibanya periode bonus demografi di Indonesia yang dimulai tahun 2020 hingga tahun 2035.
Diingatkannya, negara-negara yang sukses memanfaatkan momentum bonus demografi yang kemudian dapat membuat negaranya menjadi maju di banyak aspek kehidupan, seperti Jepang, Korea, dan Cina, ditopang pertumbuhan ekonomi yang tinggi bahkan hingga dua dijit selama puluhan tahun ketika fase bonus demografi itu berlangsung.
Bonus demografi yang akan Indonesia masuki tahun depan belum menunjukkan tanda-tanda sokongan fundamental berarti bila melihat tren pertumbuhan ekonomi yang cenderung kecil selama ini, yakni sekitar lima persen, bahkan diprediksi tahun depan cuma di bawah lima persen. Padahal itu menunjukkan masih sempitnya geliat penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat luas, termasuk kalangan Generasi Z nantinya.
“Mengingat acaman dan tantangan besar ke depan itu, kami dari JARANAN ingin memotivasi adik-adik Generasi Z di sini agar terus menggenjot spirit tiga-empat-lima kali lipat untuk meningkatkan pengetahuan lewat pelbagai sumber termasuk internet, juga meningkatkan keterampilan hidup, karakter positif dan kualitas diri berbasis passion yang melekat pada diri masing-masing. Sesama Genersi Z pun wajib mentradisikan kebersamaan dalam kehangatan dan beragam aktivitas kolaboratif,” pesannya.
Sehingga dari situlah, menurutnya, Generasi Z bisa melangkah dengan kepala tegak memastikan diri mereka menjadi generasi yang dapat diandalkan. Serta sanggup mengatasi aneka ancaman dan tantangan di hadapannya seraya turut mengkreasi masa depan bangsa Indonesia yang gemilang.
“Di sisi lain, pemerintah pun harus punya perspektif brilian, bukan malah yang gegabah dan kontra produktif, melalui kebijakan-kebijakan yang dapat lebih memastikan peningkatan SDM ke depan, terlebih SDM kalangan Generasi Z,” pintanya.
Dua pembicarara lain dari JARANAN dan materi yang disampaikan di kegiatan itu tidak kalah penting dan menarik bagi kalangan Generasi Z. Yakni Fungsionaris JARANAN Imam Sunarto yang mengangkat judul “Kiat Menghindar dan Melepaskan Diri Dari Kecanduan Akut Game Online”.
Sementara Radja Erland Hamzah S.Kom, M.IKom dari Badan Pekerja Anti Hoax JARANAN yang juga dosen Fikom Universitas Prof DR Moestopo (Beragama) mengetengahkan materi “Mengenal dan Mengantisipasi Hoax di Media Sosial Bagi Kalangan Pelajar”.
Sepanjang acara berlangsung, terus saja terjadi ‘hujan door prize’ berupa sovenir unik dan buku-buku bergizi dari JARANAN untuk para peserta kegiatan itu. Ketua Taman Literasi Jaringan Anak Nasional (Tali JARANAN) Indah Prastiwi menjadi pemandu acara. Beberapa film inspiratif dan motivatif penggugah kesadaran positif generasi Z pun diputar
Ketua OSIS SMPN 30 Raffi Haddafah Wijaya dan juga Adla siswa yang jadi peserta acar itu mengaku memperoleh manfaat kegiatan itu.
“Materi yang disampaikan kakak-kakak narasumber dari JARANAN amat berguna bagi kami selaku Generasi Z untuk bisa memahami masalah yang dihadapi generasi kami dan penyiapannya ke depan,” tutur Adla yang mengaku bercita-cita menjadi Menteri Pendidikan yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang.
Laporan: Muhammad Lutfi