KedaiPena.Com – Ketua Land Rover Club Indonesia (LRCI), Dedi Gumelar atau biasa disapa Miing mengakui potensi Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam serta surga destinasi ekowisata yang melimpah.
Hal tersebut disampaikan oleh Miing saat berbincang dengan KedaiPena.Com pada penyelenggaraan Indonesia International Outdoor Festival (II Outfest) 2019 di Lapangan Aldiron, Pancoran, Jakarta, Sabtu, (3/8/2019).
“Sangat besar (potensi Indonesia), saya sebagai Ketua Umum Land Rover club Indonesia pekerjaannya touring, dengan kendaraan yang kita punya, kita yang bisa menembus, secara tidak langsung kita juga banyak menciptakan destinasi ekowisata itu,” ujar Miing.
Miing mengakui dirinya bersama LRCI turut serta membantu mengembangkan setiap-setiap daerah yang memiliki potensi ekowisata. Hal tersebut dilakukan setiap melakukan perjalanan (touring).
“Hampir di setiap camping kita, baik di Jawa Barat dan Jawa Timur. Banyak kalau disebutkan, walaupun kita bukan yang pertama datang ke daerah tersebut tapi kita membantu mengembangkan,” tegas politikus PAN ini.
Miing melanjutkan untuk semakin mengembangkan destinasi ekowisata diperlukan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, kota, masyarakat setempat hingga komunitas untuk mengembangkan sebuah destinasi ekowisata.
“Sebagai contoh soal program Perhutanan Sosial milik KLHK kan pengembanganya tidak hanya dengan kopi saja, tidak selalu sayuran pertanian, ada tourism. Akan tetapi orang di desa membutuhkan dukungan keterampilan wisata dan wirausaha yang bisa dilakukan oleh dengan pelatihan dari Kementerian Pariwisata,” tegas pendiri grup komedi Bagito ini.
Dengan sinergitas tersebut, kata Miing, pemerintah akan betul-betul bekerja secara terkoodinasi dengan lembaga lain. Biasanya hal tersebut, juga akan berimbas kepada kemauan politik setiap lembaga untuk mengganggarkan pelatihan pariwisata bagi masyarakat.
“Minimal dengan (sinergitas) destinasi wisata di tingkat Kabupaten serta hutan yang ada dalam program perhutanan sosial bisa dimanfaatkan dengan baik akan berdampak bagi ekonomi serta otonomi daerah tersebut. Hal ini akan turut mencegah urbanisasi karena masyarakat tidak perlu ke kota di hutan dan di daerahnya sudah menghasilkan uang,” pungkas Miing.
Laporan: Riki Sismawan